Uttara Kuru
Pada kitab Mahabharata, Uttara kuru terletak di sebelah utara Himayala. Sejarawan mengidentifikasi kerjaan sebagai Kirgiztan, republic di Asia Tengah. Kisahnya muncul dalam bagian Arjuna yang menaklukkan kerajaan-kerajaan di penjuru Bharatawarsha demi mendukung upacara Rajasuya yang diselenggarakan oleh Raja Yudistira.
Dikutip pada kitab Mahabharata, tepatnya dalam Bhismaparwa (kitab keenam dari seri Mahabharata), dimana Sanjaya menjelaskan dengan Panjang lebar situasi wilayah di utara gunung Himalaya yang disebut Kuru Utara:
Tepat di sebelah selatan gunung Nila dan di utara gunung Himalaya terletak sebuah wilayah yang disebut Kuru-Uttara. Di tempat itu bermukim para Siddha. Pepohonan kayu di sana menghasilkan buah yang manis rasanya dan pepohonan itu terus menerus berbunga sepanjang tahun. Bunganya harum dan buahnya terasa manis dan sangat nikmat dimakan. Beberapa jenis pohon dapat menghasilkan buah menurut kemauan pemetiknya. Terdapat lagi sejenis pohon yang menghasilkan susu. Pohon-pohon jenis ini menghasilkan susu dan enam jenis makanan yang rasanya bagaikan amerta itu sendiri. Dari pohon itu juga dapat dihasilkan berbagai kain dan dari buahnya dapat dibuat perhiasan.
Di seluruh tempat itu dapat ditemukan pasir yang berwarna keemasan. Terdapat juga dalam suatu wilayah itu sangat indah keadaan alamnya, karena memancarkan sinar seperti rubi atau berlian atau permata mulia lapis lazuli dan berbagai jenis batu permata lainnya. Sepanjang tahun wilayah itu terasa nyaman dan tidak dapat sepetak pun tanah yang gersang.
Danau-danau berkilauan indah, airnya sejuk nikmat dan jernih bagaikan kristal. Manusia yang hidup di sana itu turun dari alam para dewa. darahnya murni, dan berwujud tampan maupun cantik. Di wilayah itu sering lahir anak kembar lelaki maupun perempuan. Para wanita di sana secantik bidadari. Mereka meminum susu senikmat amerta yang dihasilkan oleh pepohonan penghasil susu. Adapun anak kembar yang lahir di sana, menjadi besar dengan sama cepatnya. Sama-sama cantik, sama-sama kuat dan sakti, dan saling cinta-mencintai bagaikan sepasang Cakrawaka. Rakyat di sana terbebas dari penyakit dan selalu gembira.