"Jadi kami juga ingin para penerbit, penulis, dan pegiat literasi manfaatkan tempat ini. Penuhi tempat ini, bikin teman-teman ITJ dan MRT repot dengan permintaan kegiatan. Saya sering sampaikan, pemerintah itu mudah untuk membuat bangunannya. Tapi, membuat kehidupannya itu justru dari para pegiat literasi. Di situlah kenapa kita perlu kolaborasi," pungkas Anies.
Taman Literasi Martha Christina Tiahahu dibangun sebagai upaya aktivasi ruang hijau dan publik kota di DKI Jakarta, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas. Hal ini juga mendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2020 tentang Panduan Rancang Kota (PRK) Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Blok M dan Sisingamangaraja, bahwa Taman Martha Tiahahu merupakan salah satu lokasi revitalisasi taman.
Direktur Utama PT Integrasi Transit Jakarta Aidin Barlean menjelaskan, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu didesain dengan bangunan dua lantai di atas lahan eksisting taman. Ruang perpustakaan di taman ini merupakan hasil kolaborasi antara Perpustakaan Jakarta dan Gramedia.
"Pengembangan kawasan berfokus pada pengembangan lahan yang tersedia, serta penyediaan jalur pejalan kaki yang menghubungkan seluruh moda transportasi publik di kawasan ini. Revitalisasi area terbuka hijau dan ruang publik sebagai ruang ketiga yang memungkinkan interaksi publik,” jelasnya.
Kehadiran taman ini tentu sangat mendukung visi dan misi Jakarta sebagai Kota Literasi Dunia, dalam program City of Literature yang merupakan bagian dari Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Hal ini mendukung penyediaan ruang ketiga bagi masyarakat untuk berdiskusi, berjejaring, dan mengembangkan budaya literasi dalam kehidupan sehari-hari.
(Agustina Wulandari )