Nasib Korban Tragedi Kanjuruhan, Kaki Patah dan Belum Dapat Bantuan

Avirista Midaada, Jurnalis
Selasa 11 Oktober 2022 19:41 WIB
Bagus, salah satu korban Tragedi Kanjuruhan patah kaki kiri dan belum mendapatkan bantuan (Foto : MPI)
Share :

MALANG - Satria Bagus satu dari ratusan korban luka Tragedi Kanjuruhan Malang masih menahan sakit di rumahnya. Pemuda berusia 20 tahun ini mengalami luka patah tulang kaki kirinya pasca tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang, pada Sabtu 1 Oktober 2022, dan belum mendapatkan bantuan.

Selama 11 hari pasca tragedi tersebut, kondisi pemuda yang tinggal di Jalan Gatot Subroto Gang 2 ini memang bersangsur membaik. Namun, ia masih harus berbaring di kasur kamarnya dengan kondisi kaki kiri terpasang gips.

Ditemui di rumahnya, Bagus mengaku saat pertandingan ia berangkat dengan lima orang temannya dari berbagai wilayah di Malang raya, mereka menyepakati bertemu dan menuju di stadion. Saat di stadion ia lantas berpisah dengan mereka, Bagus sendiri berada di tribun 12 atau sisi selatan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

"Saya di tribun 12 saat itu, teman-teman yang lain sudah pisah - pisah. Suka memang nonton di tribun 12, di sana ketemu anak Jember kenalan di sana," ungkap Satria Bagus, pada Selasa sore (11/10/2022).

Ia menjadi salah satu korban dari ratusan korban Tragedi Kanjuruhan Malang. Saat itu ia bahkan sempat mendapat tembakan gas air mata di depan matanya, jaraknya pun diakui tak terlalu jauh.

"Gas air mata itu di depan kakiku, lalu saya lari ke atas, lari ke kiri mau turun, lari ke kanan lagi, enggak bisa turun, terus dorong-dorongan, kakinya nyantol pagar. Akhirnya terjepit di pagar," ujarnya.

Saat itu terjadi aksi dorong-dorongan di pintu 12, karena panik adanya semprotan gas air mata. Hal inilah yang menyebabkan tubuhnya terjatuh hingga posisinya kepala berada di bawah dan kakinya berada di atas. Tubuhnya pun terjepit di antara pagar dan ribuan penonton yang berdesakan mencari jalan keluar.

"Saya itu kejepit pagar dan penonton lainnya, kepala di bawah, kakinya di atas kebalik, terus kejepit, enggak bisa gerak hampir setengah jam lebih di posisi kayak gitu," katanya.

Saat dalam posisi itu, ia berusaha untuk tenang meskipun hanya bisa pasrah. Ia berusaha sebisa mungkin bertahan hidup dengan bernapas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut.

Dirinya akhirnya bisa lepas dari himpitan itu saat ada yang menarik hingga akhirnya seluruh orang di sana terjatuh semua termasuk dirinya. Saat itu mencoba untuk berdiri dan berjalan, tapi ia tak bisa karena tak menyadari adanya luka patah tulang di kaki kiri dan retak tulang di kaki kanannya.

"Habis jatuh itu saya minta tolong ke teman, mau jalan enggak bisa, saya nangis di situ. Habis itu saya pingsan setelah itu enggak sadar. Sadar-sadar sudah di RS Wava Husada," tuturnya.

Saat di RS Wava Husada ia mengaku tak menerima tindakan medis apapun. Bagus lantas dibawa pulang ke rumahnya pada Minggu 2 Oktober 2022. Ia baru dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang pada Seninnya. Dari sanalah diketahui setelah diperiksa ia mengalami luka patah tulang di kaki kirinya, dan luka retak tulang di kaki kanannya.

"Luka di kaki itu menganga, terus leher sakit sekali, karena waktu jatuh itu posisinya miring kepala saya. Di RSSA di-gips saja, enggak dioperasi," ujarnya.

Sementara kaki kanannya diberikan penanganan medis, tapi tidak sampai di-gips. Namun kini ia masih harus beristirahat total karena tak bisa duduk apalagi berdiri. Posisinya saat terbaring pun kedua kakinya harus dalam keadaan lurus.

"Kayak geringgingen (kesemutan) yang kaki kanan bawah itu, yang kiri mati rasa. Sempat dibuat berdiri mau ke kamar mandi, enggak bisa berdiri terus tidur lagi," paparnya.

Bagus kini masih harus terus dalam perawatan dari tim medis RSSA Malang. Ia diminta kembali lagi untuk melakukan rawat jalan dan kontrol ke klinik. Sebab saat kontrol pada Selasa pagi tadi ia belum menerima tindakan medis apapun.

"Dua minggu lagi suruh ke sana. Ini tadi ke sana enggak diapa-apain, antri tadi pagi jam 9-an enggak diapa-apain. Enggak dikasih penjelasan sama sekali. Katanya disuruh kembali dua minggu lagi diganti gips-nya," bebernya.

Dan hingga kini Bagus belum tersentuh bantuan sama sekali. Ia memang melakukan perawatan secara gratis di RSSA Malang, tapi anggaran santunan korban luka yang dijanjikan belum diterimanya, satu-satunya bantuan yang diterimanya baru dari sesama Aremania dan saudara-saudaranya.

"Belum ada bantuan lagi baru satu dari sesama Aremania saja, sama dari saudara-saudara banyak. Kalau pengobatan gratis," tukasnya.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya