Ditemui Mensos Risma, Korban Kanjuruhan Adukan Layanan Kesehatan yang Buruk

Avirista Midaada, Jurnalis
Jum'at 28 Oktober 2022 14:54 WIB
Orangtua korban Tragedi Kanjuruhan mengadu ke Mensos Risma/Foto: Avirista Midaada
Share :

KOTA MALANG - Orang tua korban tragedi Kanjuruhan Malang mengadu ke Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini soal buruknya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Eko Karyadi, ayah dari korban tragedi Kanjuruhan mengadukan ke Mensos bahwa merasa keberatan dengan pelayanan di RSSA Malang karena anaknya disebut bukan ditangani oleh dokter ahli, tapi asisten dokter. Tapi ketika pulang ia tidak dapat resep yang bagus, dan hanya diberikan dua obat saja, salah satunya paracetamol.

 BACA JUGA:Hari Sumpah Pemuda, Hary Tanoe: Generasi Muda Harus Jadi Pencipta Lapangan Kerja

"Ketika dipersilakan pulang tidak dapat resep yang bagus, sedangkan pada saat ini anak kami masih dalam kontrol ke dokter ahli saraf di rumah sakit swasta di RKZ karena mengeluh lehernya masih sakit," tuturnya.

Eko pun terpaksa merogoh kocek pribadi antara Rp 300 ribu - Rp400 ribu untuk menebus obat sekali kontrol di dokter ahli RS Panti Waluya atau RKZ. Beruntung untuk kontrol di dokter ahlinya sang anak tidak membayar, karena ia kerja di RS Panti Waluya.

 BACA JUGA:Wanita Palembang Terjatuh Akibat Dijambret, Hingga Kini Tak Sadarkan Diri

"Untuk dokternya tidak bayar, kontrol di RKZ karena anak saya kerja di RKZ dokter tidak bayar, obat masih kita tebus sendiri. Pelayanan RSSA dari korban-korban tolong disediakan dokter-dokter ahli," ungkapnya.

Selama di RSSA Malang, sang anak dirawat selama lima hari dengan keluhan di leher yang terluka, kaki terluka, dan mata bengkak, akibat terinjak-injak oleh penonton lainnya ketika menonton Arema FC vs Persebaya Surabaya di tribun 12.

"Keluhannya luka kaki dan leher, matanya bengkak pertama kejadian, keinjak-injak jam 1 malam temannya selamat sampaikan di rumah sakit, ketemu saya di (RS) Wava, dibawa ke RSSA Malang," jelasnya.

Menanggapi hal itu Mensos Tri Rismaharini berjanji bakal meneruskan informasi ini ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur karena RSSA ini merupakan bagian dari rumah sakit milik Pemprov Jawa Timur.

"Nanti kami sampaikan itu rumah sakit provinsi tapi nanti kalau misalkan nanti kalau Kemensos bisa bantu BPJS. Kalau Pemkot Malang kwitansinya bisa diganti, nanti disampaikan ke dinas kesehatan, semua yang dari Kota Malang, dari kabupaten nanti akan kami sampaikan ke pak bupatinya," jelas Tri Rismaharini.

Sebagai informasi, hingga Jumat pagi total ada 135 nyawa meninggal dalam tragedi Kanjuruhan Malang. Selain itu, ada total 660 orang terkonfirmasi luka-luka dengan rincian 24 orang luka berat, luka sedang 50 orang, luka ringan 586 orang.

Para korban mayoritas berdesakan meninggalkan stadion karena semprotan gas air mata polisi ke arah tribun penonton. Akibat para penonton mengalami sesak napas dan terjadi penumpukan hingga insiden terinjak-injak di pintu keluar stadion.

Pasca kejadian ini, tim investigasi bentukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit menetapkan enam tersangka, yakni Direktur Utama (Dirut) PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku penanggungjawab kompetisi, Ketua Panpel Arema Abdul Harris, Sekuriti Officer Suko Sutrisno.

Sedangkan tiga tersangka lain yakni Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidiq Achmadi, dan Komandan Kompi (Danki) 3 Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarmawan. Keenam tersangka sendiri telah ditahan di Polda Jawa Timur setelah menjalani serangkaian pemeriksaan di Mapolda Jawa Timur.

(Nanda Aria)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya