3. S. Sudjojono
Pelukis legendaris Sindudarsono Sudjojono atau S. Sudjojono juga tercatat pernah berhubungan baik dengan Soekarno namun renggang akibat sebuah pertengkaran.
Kisah ini terjadi di masa-masa akhir penjajahan Jepang. Soekarno saat itu masih bekerja di Putera (Pusat Tenaga Rakyat), bersama Bung Hatta, KH Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. Bung Karno menyenangi karya-karya Sudjojono saat membuat karikatur di harian Pikiran Rakyat.
Hubungan keduanya memburuk akibat pelukis kesayangan Soekarno, Basuki Abdullah. Bidang Kebudayaan Putera berencana menggelar pameran lukisan di bekas gedung sekolah Belanda. Pada kesempatan itu, Sudjojono yang juga mendekorasi gedung meminta pelukis muda, Kartono Yudokusumo, untuk turut berpartisipasi. Di kata pengantar katalog pameran, Sudjojono menyebut bahwa Kartono adalah pelukis muda dengan bakat besar, bahkan bakatnya sama besar dengan milik Basuki.
Mengetahui hal itu, Basuki jengkel dan mengadu kepada Soekarno. Praktis, Soekarno meminta Sudjojono menghapus kalimat itu, namun ia tidak bersedia dan bersikukuh menolak.
“Lebih baik saya berhenti bekerja, daripada menyalahi pendapat saya, Mas,” begitu kata Sudjojono kepada Soekarno. Ia lalu pergi dan tidak hadir dalam pameran.
Meskipun Soekarno mengirimkan utusan, yakni pelukis Dullah dan Affandi untuk membujuk Sudjojono agar kembali bekerja, ia tetap enggan menurutinya. Apalagi, saat mengetahui kalimat pengantar itu dicoret sesuai permintaan Bung Karno.
*diolah dari berbagai sumber
Ajeng Wirachmi-Litbang MPI
(Qur'anul Hidayat)