PERJUANGAN bukan hanya saat memerdekakan Indonesia, namun untuk mempertahankannya pun membutuhkan pengorbanan dari seluruh rakyat, termasuk prajurit TNI (Tentara Republik Indonesia). Mereka tak gentar memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di berbagai pertempuran.
Jasa-jasa mereka pun terus dikenang hingga saat ini. Berikut ini beberapa prajurit TNI yang menjadi legenda di medan perang:
1. Agus Hernoto
Agus Hernoto merupakan sosok legenda Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau sekarang disebut Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Ia dikenal sebagai sosok yang gigih dan tidak pantang menyerah. Semasa hidupnya, ia menghabiskan waktu untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Karier militer Agus Hernoto dimulai saat ia menginjak umur 17 tahun dengan bergabung dalam tentara sukarela Pembela Tanah Air.
Mulai dari situ karier militernya terus naik, hingga akhirnya ia bergabung dalam RPKAD. Selama bergabung bersama RPKAD, Agus Hernoto banyak terlibat dalam penumpasan gerakan separatisme di Tanah Air. Bahkan, ia sempat dipercayai menjadi Komandan Tim Banteng Keraton yang ditugaskan di kawasan utara Fakfak.
Penugasannya dalam operasi militer inilah yang mencatatkan kisah heroik Agus dan menjadikannya seorang legenda di militer, khususnya di pasukan elite Kopassus. Dalam keadaan terdesak, Agus yang mendapat luka tembak di kaki kiri menyuruh anak buahnya lari menyelamatkan diri tanpa perlu membawanya.
Agus ditangkap Belanda lalu diinterogasi dan disiksa, namun Agus tidak sedikit pun membocorkan rahasia negara. Karena kakinya yang terluka semakin membusuk, pihak Belanda mengamputasi kaki Agus.
Meski cacat, Agus tetap tidak gentar dalam menjaga kedaulatan RI. Ia terus berkiprah membela bangsa sebagai tentara. Agus Hernoto menjadi bukti bahwa ketidaksempurnaan fisik bukanlah alasan untuk berhenti dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. Atas jasanya, Agus dianugerahi Bintang Sakti dari pemerintah Indonesia.
2. Pratu Suparlan
Pratu Suparlan merupakan salah satu anggota Kopassus yang rela mengorbankan nyawa demi melindungi timnya dari serangan lawan di Timor Timur. Peristiwa ini bermula saat Timor Timur atau yang sekarang dikenal dengan Timor Leste tengah diduduki oleh Fretilin pada 1975. Fretilin merupakan partai komunis yang berusaha merebut kekuasaan di Timor Timur dengan melakukan pembantaian terhadap lebih dari 60 ribu warga sipil yang ingin berintegrasi dengan Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, Indonesia segera mengirimkan tim dengan mengerahkan 1 unit gabungan yang terdiri dari 4 orang anggota Kopassus dan 5 orang anggota Kostrad. Di sini, Pratu Suparlan termasuk salah satu anggota Kopassus yang ikut dikerahkan oleh Indonesia.
Saat memasuki zona berbahaya di Timor Timur atau “zona Z”, Pasukan TNI harus melawan 300-an anggota Fretilin yang memiliki senjata campuran. Terjadilah baku tembak antara TNI dengan anggota Fretilin.