JAKARTA – KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal dengan humor-humornya yang kerap mampu mencairkan suasana dan membuat orang-orang tertawa. Gus Dur tak segan untuk bercanda dengan siapapun, bahkan Presiden kedua RI, Soeharto pun pernah menjadi target guyonan sang kiai.
Dilansir dari buku Mati Tertawa Bareng Gus Dur, suatu ketika di bulan Ramadan, Gus Dur mendapat undangan dari Soeharto untuk berbuka puasa bersama di kediaman sang presiden. Gus Dur pun menghadiri undangan itu bersama Kiai Asrowi, seorang kiai Nahdlatul Ulama (NU).
Setelah berbuka dan sholat Maghrib berjamaah, Gus Dur minum kopi dan makan bersama Soeharto. Keduanya pun terlibat obrolan santai.
“Gus Dur sampai malam di sini?,” tanya Soeharto.
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke tempat lain,” jawab Gus Dur.
Mendengar jawaban itu Soeharto pun meminta Gus Dur agar Kiai Asrowi bisa tetap tinggal.
Soeharto: “Oh, iya ya ya silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?”
Gus Dur: “Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
Soeharto: “Penjelasan apa?”
Gus Dur: “Sholat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama atau NU baru?”