Soekarno Leburkan Semua Organisasi Bersenjata Hadapi Agresi Belanda

Tim Okezone, Jurnalis
Selasa 07 Maret 2023 08:08 WIB
Presiden Soekarno. (Ist)
Share :

USAI proklamasi pada 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno gencar melakukan manuver diplomasi. Selain itu, Soekarno juga melakukan konsolidasi untuk menghadapi agresi militer Belanda

Pada saat itu, sejumlah kebijakan pemerintah tak sedikit yang mendapat tentangan dari para petinggi militer. Pemerintah merasa penting untuk menjalankan diplomasi demi eksistensi dan pengakuan Republik Indonesia, sementara para ‘jagoan’ kombatan tak ingin membiarkan sejumlah wilayah begitu saja diduduki Belanda.

Pada pertengahan 1947, sekutu merasa sudah cukup berada di Indonesia. Tugasnya untuk melucuti dan memulangkan sisa-sisa serdadu Jepang, diselingi beragam insiden, seperti yang dua pertempuran dahsyat yang terjadi di Bojong Kokosan (Sukabumi) pada 9 September 1945 dan Surabaya pada 10 November di tahun yang sama.

Pada medio 1947 itu pula akhirnya tentara sekutu meninggalkan nusantara. Di sisi lain, Presiden Soekarno pun sudah melihat dengan jelas bahwa dengan perginya sekutu, otomatis Indonesia akan segera “head-to-head” dengan tentara Belanda.

Konsolidasi terhadap sejumlah pihak di dalam negeri yang memegang senjata, perlu diterapkan. Hasilnya, 5 Mei 68 tahun yang silam (1947), Presiden Soekarno merilis surat keputusan (SK) untuk menyatukan dan meleburkan semua organisasi bersenjata, baik itu Tentara Republik Indonesia (TRI) maupun laskar-laskar.

Seperti dikutip dari buku “Ignatius Slamet Rijadi: Dari Mengusir Kempeitai Sampai Menumpas RMS”, SK itu menegaskan bahwa dalam waktu sesingkat-singkatnya mempersatukan Tentara Republik Indonesia dan laskar-laskar menjadi satu organisasi tentara.

Dari situ pula “lahirlah” sebutan TNI – Tentara Nasional Indonesia yang digunakan sampai saat ini. Pasalnya, sejumlah organisasi bersenjata dan laskar-laskar di luar TRI, cenderung lebih punya kemauan ikut melawan Belanda, sesuai arahan partai atau organisasi tertentu.

Dengan disatukannya semua kelompok di luar TRI menjadi TNI, maka kekuatan untuk meladeni ‘ancang-ancang’ Belanda yang berencana melakukan agresi, bisa lebih besar, lebih efektif dan satu tujuan – mempertahankan kedaulatan RI.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya