Kehidupan Pemain Muslim di Liga Primer Inggris Selama Ramadhan

JAKARTA - Pekan ini, muslim di seluruh dunia memulai ramadhan, tak terkecuali 253 pemain muslim di tim pertama dan akademi dari empat kasta teratas sepak bola Inggris yang, menurut lembaga advokasi Nujum Sports, mencakup sekitar 5% dari total pemain.

Para pemain ini akan menyeimbangkan beban fisik berpuasa selama bulan suci agama Islam dengan jadwal latihan dan pertandingan.

 BACA JUGA:

"Saya selalu suka Ramadhan," kata gelandang tengah Everton Abdoulaye Doucoure dilansir dari BBC, Jumat (24/3/2023).

"Kadang-kadang sulit bermain sepak bola karena Ramadhan bisa jatuh di musim panas atau selama pramusim.

"Tetapi saya selalu beruntung bisa mengamalkan [puasa] Ramadhan dan tidak pernah ada masalah dengan kondisi fisik saya - saya bersyukur untuk itu.

"Agama saya adalah hal paling penting dalam hidup saya, saya memprioritaskan agama saya dahulu, kemudian pekerjaan saya. Saya dapat melakukan keduanya bersamaan dan saya bahagia karenanya.

"Saya mendapat begitu banyak waktu luang jadi saya selalu bisa pergi ke masjid untuk beribadah dan menikmati agama saya ketika saya di rumah."

Tanpa iman saya, saya tidak akan ada di posisi ini

Doucoure lahir dan dibesarkan di sebuah daerah suburban Paris oleh keluarga beretnis Mali, dan pindah ke Inggris pada 2016 ketika ia bergabung dengan klub papan atas Watford dari Rennes.

Penampilan terakhirnya di Piala FA adalah pada 2019 ketika klub berjuluk Hornets itu dikalahkan Manchester City dan, ketika klubnya didegradasi pada akhir musim berikutnya, ia bergabung dengan Everton dengan kontrak bernilai £20 miliar.

Berbicara di area latihan klub tersebut setelah sesi latihan berat di bawah manajer Sean Dyche, Doucoure yang berusia 30 tahun menjelaskan arti agamanya bagi dirinya.

"Keluarga saya adalah keluarga yang sangat religius jadi saya belajar bagaimana menjadi Muslim yang baik dan buat saya itu sangat penting," katanya.

"Iman saya membantu saya melewati banyak rintangan sehingga sangat penting bagi saya.