Kiai tersebut menggerutu karena “dhukhul” dalam kitab kuno bermakna hubungan seksual antara suami dan istri. Oleh sebab itu, kiai itu heran di tempat itu ada bacaan dilarang “dhukhul”.
“Orang sini keterlaluan,” ujar kiai itu.
“Kenapa?,” tanya pembantu kiai itu dengan wajah heran
“Masak ‘begitu’ (hubungan badan) kok di jalan,” kata kiai itu.
Raja Fahd pun tertawa terpingkal-pingkal mendengar cerita itu.
Setelah kembali ke Jakarta, sepekan kemudian Gus Dur mengaku mendapatkan surat dari seorang warga negara Arab Saudi.
“Terima kasih Anda telah membuka mulutnya raja kami,” karena semenjak jadi raja, Raja Fahd tidak pernah membuka mulut, apalagi tertawa terpingkal usai mendengar cerita dari Gus Dur tersebut,” tulis surat itu.
(Rahman Asmardika)