Ayahnya Sopir Bus, Luhut Pandjaitan Berhasil Jadi Menteri hingga Prajurit Kopassus Melegenda

Amien Nulloh Ibrahim, Jurnalis
Selasa 11 April 2023 04:00 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Dok Okezone)
Share :

JAKARTA - Menjadi sukses tak selama harus ditopang dari privilege dengan latar belakang keluarga kaya. Hal itu dibuktikan oleh Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan.

Ayah Opung -sapaan akrabnya-, merupakan seorang sopir bus. Dari hidup yang serba kekurangan itu, Luhut berhasil menjadi jenderal TNI yang melegenda di Kopassus.

Luhut dilahirkan di Simargala, Toba Samosir, Sumatera Utara pada 28 September 1947. Masa kecilnya, ia bersama orangtuanya harus menjalani kehidupan penuh perjuangan.

Ayah Luhut, Bonar Pandjaitan adalah seorang sopir bus dari Medan, Bukittinggi, hingga Padang. Sedangkan ibunya, Siti Frida Naiborhu adalah seorang ibu rumah tangga. Memiliki latar belakang dari keluarga sederhana, masa kecil Luhut bisa dikatakan cukup sulit.

Kala itu, dirinya dan keluarganya memutuskan merantau ke Pekanbaru, Riau, dan tinggal di wilayah Rumbai.

Di perantauan itu, ayah Luhut kemudian bekerja sebagai karyawan Caltex, sebuah perusahaan minyak dan gas yang saat ini bernama Chevron. Perusahaan tersebut memiliki yayasan pendidikan bernama Cendana yang memiliki sekolah SD hingga SMP.

Dari situlah pendidikan formal pertama Luhut diperoleh. Selanjutnya Luhut bersekolah di SMA Negeri 1 Pekanbaru tapi kemudian dipindahkan oleh orangtuanya ke SMA Penamburan, Bandung karena nakal dan salah bergaul.

Lulus SMA, Luhut melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan Bersenjata (Akabri) pada 1967. Tiga tahun kemudian ia lulus dengan meraih penghargaan Adhi Makayasa atau lulusan terbaik.

Sebagian besar karier militer pria kelahiran 28 September 1947 ini dihabiskan di Infanteri Kopassus yang dulu bernama RPKAD atau Kopassandha.

Saat itu, ia ditunjuk untuk menjadi Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando Kopassus. Berkat kepiawaiannya dalam memimpin, ia juga beberapa kali dikirim untuk operasi militer seperti Operasi Seroja di Timor Timur dan pernah dikirim ke Mesir.

Karier Luhut tak berhenti di dunia militer. Pada 2000, Luhut kemudian dipercaya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Singapura oleh Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Setahun kemudian, ia ditunjuk menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag). Berakhirnya kepemimpinan Gus Dur pada 2001, berakhir pula jabatan menteri Luhut.

Nama Luhut kembali muncul setelah Joko Widodo dilantik menjadi Presiden ke-7 RI. Luhut ditunjuk menjadi Kepala Staf Kepresidenan. Setahun setelahnya, Jokowi menunjuk Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Namun pada 2016, Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Ia kemudian memindahkan Luhut menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli yang dicopot. Pada 2019 atau periode kedua Presiden Jokowi, Luhut kembali didapuk menjadi Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi. Tak hanya sebagai menteri, Luhut juga kerap ditunjuk untuk memimpin penanganan persoalan besar. Salah satunya saat pandemi Covid-19, Luhut dipercaya menjadi Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Pulau Jawa dan Bali.

Pengalaman karier jabatan itulah sering digunakan luhut untuk memotivasi masyarakat. Salah satunya ketika memberikan motivasi kepada driver ojek online bahwa anaknya bisa seperti dirinya.

"Ayah saya juga sopir bus, jadi kalau Anda jadi Grabbike sepeda motor, anakmu juga bisa seperti saya," kata Menko Luhut dalam saat meresmikan layanan Grab Electric di kantornya, Selasa 12 Juli 2022.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya