Sambangi Istiqlal, Presiden Iran: Masjid Ini Menjadi Tempat Tanggung Jawab Sosial Terhadap Dunia!

JAKARTA - Presiden Republik Islam Iran, Ebrahim Raisi turut menyambangi Masjid Istiqlal guna melaksanakan salat berjamaah serta bertemu dengan para pemimpin ormas Islam di Indonesia. Dalam kesempatan itu, Raisi juga menyebut peran masjid yang begitu besar bagi umat manusia.

Raisi mengatakan, masjid selain merupakan rumah Allah, juga menjadi saksi bisu dalam mengenal segala persoalan. Termasuk, gejolak yang terjadi di belahan dunia lain.

 BACA JUGA:

"Tempat ini menjadi tempat tanggung jawab sosial terhadap dunia dan terhadap bangsa lain, komunitas lain dapat dipraktikkan dan dikembangkan," ujar Raisi di masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2023).

Masjid, lanjut Raisi, adalah tempat untuk memperhatikan kaum miskin, fakir hingga kaum yang tengah mendapat persoalan. Masjid menjadi satu pengingat di mana saudara kita Palestina tengah mendapat kecamuk dari serangan zionis.

 BACA JUGA:

"Masjid merupakan sebuah tempat untuk memperhatikan Allah, tetapi juga memperhatikan ciptaanAallah dan umat manusia untukAallah, yang harus kita perhatikan, maka dari itu memperhatikan bangsa-bangsa yang sedang dizolimi di dunia," imbuhnya.

"Seperti Palestina, sepeti negara lain yang mengalami persoalan lain, yang sedang dizolimi menjadi tanggung jawab sosial bersama, kita semua dan tentu saja hal yang penting ini tidak bisa dilupakan dan mestinya terus ditingkatkan," sambungnya.

Diketahui, Presiden Republik Islam Iran, Ebrahim Raisi tiba di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Rabu (24/5/2023) pukul 12.30 WIB. Kehadirannya, merupakan bagian dari mengikuti pertemuan persahabatan dengan Imam masjid Istiqlal hingga tokoh ormas Islam di Indonesia.

Dalam pantauan MNC Portal di lokasi, Raisi terlihat tiba diiringi pasukan pengamanan presiden (Paspampres) baik dari Indonesia maupun negaranya. Ia, terlihat tiba menggunakan gamis khas Timur Tengah dengan dibalut sorban berwarna hitam.

Kehadirannya sontak membuat jemaah yang tengah menunggu sejak adzan Dzuhur dikumandangkan menjadi antusias. Jemaah yang mulanya terduduk rapih tiba - tiba berubah tak beraturan.

(Nanda Aria)