PRANCIS – Majelis Nasional Prancis telah mengheningkan cipta selama satu menit dan jalan-jalan diblokir di sekitar lokasi serangan. Hal ini dilakukan usai terjadinya penikaman massal secara brutal terhadap empat anak kecil di sebuah taman di Annecy, di tenggara Prancis.
Anak-anak yang berusia antara satu dan tiga tahun itu dirawat di rumah sakit dan kini dalam kondisi stabil. Seorang anak asal Inggris berusia tiga tahun termasuk di antara yang terluka, yang lainnya adalah orang Belanda. Dua orang dewasa juga terluka, salah satunya dalam kondisi kritis.
Presiden Emmanuel Macron mencuitkan di Twitter jika negara itu "terkejut" atas "tindakan pengecut".
Tersangka telah menyerang anak-anak - beberapa di kursi dorong - saat mereka mengunjungi taman, sebelum melarikan diri dari tempat kejadian dan menikam seorang pria tua di dekatnya.
Polisi berhasil mengalahkan dan menangkap pelaku setelah dia memasuki taman bermain anak-anak untuk melakukan serangan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Prancis telah terbiasa dengan serangan pisau, yang sering dilakukan oleh pemuda soliter dengan latar belakang kejahatan kecil dan beberapa koneksi Islam. Jelas bahwa serangan ini bersifat berbeda.
Sejauh ini, sebagian besar politisi berhati-hati untuk tidak mengambil kesimpulan, tetapi tidak dapat dihindari bahwa serangan itu akan menambah perdebatan tentang imigrasi.
Sementara itu, PM Inggris Rishi Sunak, yang sedang dalam perjalanan ke AS, mengatakan ikut berduka cita atas kejadian tersebut.
"Semua pikiran kami bersama mereka yang terkena dampak serangan tak terduga ini, termasuk seorang anak Inggris - dan keluarga mereka,” ujarnya.
"Saya telah menghubungi Presiden Macron, dan kami siap menawarkan bantuan apa pun yang kami bisa,” lanjutnya.
(Susi Susanti)