DUBAI - Bentrokan kembali pecah di beberapa bagian ibu kota Sudan, Khartoum, pada Rabu (20/6/2023) setelah berakhirnya gencatan senjata selama 72 jam antara faksi-faksi militer yang berseteru dan beberapa kali dilanggar.
Menurut sejumlah saksi mata, sesaat sebelum gencatan senjata berakhir pada pukul 06.00 waktu setempat, pertempuran terjadi di tiga kota dalam wilayah ibu kota, yakni Khartoum, Bahri, dan Omdurman.
Dikutip Antara, tentara Sudan dan milisi Pasukan Pendukung Cepat (RSF) sudah bertarung sama lain selama lebih dari dua bulan sehingga menciptakan kehancuran di ibu kota, memperluas kekerasan hingga Darfur, dan memaksa sekitar 2,5 juta orang angkat kaki dari rumahnya.
Sejumlah saksi mata mengungkapkan pesawat militer terdengar pada Rabu (21/6/2023) pagi di atas Omdurman disertai tembakan artileri anti-pesawat RSF, tembakan artileri dari pangkalan di Omdurman utara, dan pertempuran darat di Khartoum selatan.
Gencatan senjata ini adalah yang terbaru dari beberapa kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) di Jeddah.
Seperti gencatan-gencatan senjata sebelumnya, kedua belah pihak bersengketa tetap saja melanggarnya.
Pada Senin malam (19/6/2023), kedua faksi saling menuding berada di balik kebakaran besar di markas intelijen di dalam kompleks pertahanan di Khartoum tengah yang telah diperebutkan sejak pertempuran meletus pada 15 April lalu.
Saudi dan AS mengatakan jika kedua kubu bertikai tak mau mematuhi gencatan senjata, maka mereka mempertimbangkan untuk menunda pembicaraan Jeddah, yang dinilai sejumlah orang tidak efektif.
Seperti diketahui, konflik di Sudan meletus akibat perselisihan mengenai rencana transisi dari kekuasaan militer menyusul kudeta pada 2021 dan empat tahun setelah pemimpin otoriter Omar al-Bashir digulingkan rakyat.
(Susi Susanti)