Mengenal Pesawat Cureng, Armada Tempur Andalan Indonesia di Awal Era Kemerdekaan

Furqon Al Fauzi, Jurnalis
Rabu 02 Agustus 2023 06:05 WIB
Share :

Dua hari setelah kecelakaan tersebut (tanggal 16 Januari 1946), satu pesawat Cureng diterbangkan oleh Suyono untuk melakukan tugas pengintaian di Laut Selatan. Misi pengintaian menggunakan pesawat Cureng itu atas perintah Agustinus Adisucipto.

Sukses dengan fungsinya sebagai pesawat latih melahirkan beberapa orang penerbang, pesawat Cureng tercatat sebagai pesawat pertama yang digunakan dalam latihan terjun payung. Latihan terjun payung pertama ini dilaksanakan tanggal 11 Februari 1946 di Pangkalan Udara Maguwo atas perintah Suryadi Suryadarma selaku kepala TKR jawatan Penerbangan.

Latihan terjun payung itu menggunakan 3 pesawat Cureng yang masing-masing diterbangkan oleh A. Adisucipto, Iswahjudi, dan Makmur Suhodo. Adapun para penerjunnya adalah Amir Hamzah, Legino dan Pungut. Satu pesawat untuk satu penerjun.

Penerjunan ini merupakan peristiwa penting bagi TNI Angkatan Udara bahkan bagi TNI maupun bagi bangsa Indonesia bahwa inilah awal dari munculnya pasukan para TNI.

Pada tanggal 16 Maret 1946, sekali lagi H. Suyono menerbangkan pesawat Cureng, kali ini bertolak dari Pangkalan Udara Bugis Malang menuju Utara untuk menyebarkan pamflet di atas kota Sidoarjo. Dalam penerbangan itu ikut pula seorang montir pesawat, Sukarman.

Selain melaksanakan latihan terbang solo, pesawat Cureng juga digunakan untuk latihan terbang formasi dan Cross Country (lintas daerah). Latihan terbang formasi dan lintas daerah dilakukan pada tanggal 15 April 1946 dengan pesawat Cureng.

Penerbangnya antara lain Husein Sastranegara, Tugiyo, Santoso, dan Wim Prayitno. Cross country ini merupakan terbang formasi dan lintas daerah yang pertama dilakukan oleh penerbang-penerbang Indonesia.

Kemudian pada 10 Juni 1946, pada saat pembukaan Lanud Tjibereum Tasikmalaya diterbangkan 5 pesawat Cureng dari Maguwo dengan crew sebagai berikut :

Komodor A. Adisucipto dan Husein Sastranegara

Komodor Muda Udara dr. Abdurachman Saleh dan Tulus Martoatmodjo.

Opsir Udara Sujono dan Opsir Muda Udara Kaswan

Opsir Udara Wirjosaputro dan Opsir Udara Sunarjo.

Opsir Udara Iswahjudi dan Opsir Udara Suhodo.

Tanggal 8 Agustus 1946, sebuah pesawat Cureng diterbangkan dari Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta ke Pangkalan Udara Bugis Malang. Adapun misi penerbangan yang dipiloti oleh Tugio adalah mengantarkan AS. Hananjuddin atas panggilan Divisi VIII Malang Imam Supeno.

Pada 2 September 946 salah satu pesawat Cureng kembali mengalami kecelakaan dan ini adalah kecelakaan kedua pesawat Cureng setelah kejadian pertama pada tanggal 14 Januari 1946. Pesawat jatuh di Cipatujah (Tasikmalaya) sewaktu pesawat melakukan pendaratan darurat yang mengakibatkan gugurnya Opsir Udara II Tarsono Rudjito.

Opsir Udara II Tarsono merupakan korban pertama akibat kecelakaan pesawat militer di era Indonesia Merdeka. Dalam rangka tabur bunga atas meninggalnya Tarsono, pada tanggal 13 September 1946, sebuah pesawat Cureng yang lain diterbangkan untuk melaksanakan tabur bunga dari udara yang diterbangkan oleh Husein Sastranegara.

Untuk mengabadikan dan mengenang kiprah pesawat cureng ini, pada tahun 1977 diabadikan di Museum TNI Satria Mandala Pusjarah TNI. Pada 26 Oktoober 2017 bertepatan dengan perayaan HUT Koharmatau diabadikan Pesawat Cureng setelah direstorasi menjadi koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.

(Furqon Al Fauzi)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya