JAKARTA - Bersamaan dengan pengembalian keris Pangeran Diponegoro Raja Belanda, Wilhelm-Alexander menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya kekerasan yang terjadi pada masa-masa akhir kependudukan Belanda di Indonesia.
Permohonan maaf ini didasari oleh fakta-fakta yang ditemukan tim research mengenai kekerasan yang dilakukan Belanda, yang kemudian oleh mereka disebut dengan excessive violence atau kekerasan yang eksesif.
Okezone merangkum 5 fakta Belanda minta maaf ke Indonesia atas perbudakaan selama penjajahan. Berikut ulasannya:
1. Belanda Bentuk Tim Kaji Kekerasan selama Penjajahan
Selain membentuk tim yang bertugas melakukan research mengenai kekerasan atau selama pendudukan Belanda di Indonesia, mereka juga membentuk tim lain yang bertugas untuk melakukan penelitian mengenai perbudakan yang dilakukan oleh Belanda di seluruh dunia.
2. Permintaan Maaf Belanda Dipicu Isu Black Live Matter
Anggota Komite Repatriasi Benda Sejarah dan Budaya Indonesia, Dr. Sri Margana, M.Phil, menjelaskan bahwa hal ini dipicu oleh isu Black Live Matter. Isu ini sendiri muncul setelah terjadinya kematian orang kulit hitam di Amerika oleh polisi kulit putih, kemudian memicu protes diseluruh dunia.
3. Ditemukan Fakta Perbudakan dalam Isu Black Live Matter
Isu Black Live Matter ini melebar hingga pembahasan bagaimana awal mula orang-orang kulit hitam Amerika datang. Lalu ditemukan fakta bahwa kedatangan mereka merupakan hasil perbudakan yang terjadi pada masa lampau.
Pada masa itu bahkan patung Colombus dimana-mana dipenggal kepalanya, sebab dianggap bertanggung jawab terhadap praktek perbudakan yang terjadi di seluruh dunia. Pada persoalan perbudakan ini rupanya Belanda juga ikut serta dalam praktek perbudakan sejak abad ke-17.
“Nah termasuk Belanda ini ikut serta di dalam praktek perbudakkan dunia ini sejak abad ke-17 itu dah terjadi perdagangan budak dari jalur Afrika Barat, Afrika Selatan, Timur, sampe India sampe Indonesia itu terlibat,” Ujar Margana, dalam Special Dialogue Okezone, pada Selasa(1/8/2023).
4. Belanda Ikut Terlibat dalam Perbudakan
Margana juga menambahkan bahwa hasil dari penelitian yang dilakukan oleh tim research Insternational Instituut Voor Geschiendenis (IISG) menyatakan bahwa Belanda ikut terlibat dalam perbudakan yang sangat dikecam oleh masyarakat dunia.
5. Peniliti Sarankan Belanda Minta Maaf ke Pemerintah Indonesia
Para peneliti itu merekomendasikan agar pemerintah Belanda melakukan pernyataan resmi berupa permohonan maaf atas apa yang terjadi. Sehingga Perdana Menteri Belanda juga ikut meminta maaf atas keterlibatan Belanda dalam praktek perbudakan.
(Fakhrizal Fakhri )