JAKARTA - Pembacaan teks proklamasi kemerdakaan Republik Indonesia (RI) oleh Soekarno atau Bung Karno menjadi momen bersejarah. Banyak yang tak tahu, jika Bung Karno kala itu sedang terkena malaria.
Sakit yang dideritanya tak menyurutkan semangat Bung Karno untuk hadir di muka rakyat dan membacakan teks proklamasi dengan penuh semangat membara. Pembacaan teks proklamasi dilakukan di Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.
Hari itu, Jumat 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Lantaran sedang sakit Bung Karno pun tidak berpuasa karena harus minum obat. Bersama Hatta, dan didampingi tokoh penting lainnya, Bung Karno membacakan teks proklamasi.
Momentum itu dimanfaatkan para tokoh bangsa usai melihat situasi Jepang yang menyerah dari sekutu setelah Hiroshima dan Nagasaki dibombardir hingga hancur lebur.
Saat itu, kelompok muda seperti Chaerul Saleh, Wikana, hingga Sukarni mendesak dwi tunggal Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan setelah Jepang menyerah dari sekutu.
Namun, Soekarno-Hatta tetap pada pendiriannya. Kelompok pemuda tetap ingin bangsa Indonesia segera merdeka dan bukan hasil pemberian Jepang.