Kemudian, mereka kembali ke rumah Maeda untuk menyusun teks proklmasi. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo.
Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik pada pagi harinya. Di tengah kegentingan dan kesibukan dalam persiapan kemerdekaan, Bung Karno terkena malaria.
Bung Karno sempat mengeluh kepada Fatmawati di ruang tidur bahwa dirinya sedang sakit menjelang detik-detik proklamasi. Bung Karno memang tidak tidur sehingga kondisi tubuhnya menurun.
"Aku tak hanya tidak tidur selama dua hari, tetapi aku juga diserang Malaria. Seluruh tubuhku, dari kepala sampai kaki, menggigil, gemetar. Suhu tubuhku mencapai 104 derajat," kata Bung Karno dalam buku Sukarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams.
Kemudian, Bung Karno beristirahat sebentar karena kondisi sakit yang dirasakan. Hingga akhirnya dalam kondisi yang kurang prima, semangat Bung Karno tetap berkobar dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan RI.
Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Fatmawati pun dikibarkan. Proklamasi kemerdekaan RI tersebar dengan cepat ke seantero negeri dan disambut sukacita.
(Arief Setyadi )