Kisah Bung Karno Terkena Malaria saat Bacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Arief Setyadi , Jurnalis
Jum'at 04 Agustus 2023 15:20 WIB
Bung Karno (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA - Pembacaan teks proklamasi kemerdakaan Republik Indonesia (RI) oleh Soekarno atau Bung Karno menjadi momen bersejarah. Banyak yang tak tahu, jika Bung Karno kala itu sedang terkena malaria. 

Sakit yang dideritanya tak menyurutkan semangat Bung Karno untuk hadir di muka rakyat dan membacakan teks proklamasi dengan penuh semangat membara. Pembacaan teks proklamasi dilakukan di Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. 

Hari itu, Jumat 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Lantaran sedang sakit Bung Karno pun tidak berpuasa karena harus minum obat. Bersama Hatta, dan didampingi tokoh penting lainnya, Bung Karno membacakan teks proklamasi.

Momentum itu dimanfaatkan para tokoh bangsa usai melihat situasi Jepang yang menyerah dari sekutu setelah Hiroshima dan Nagasaki dibombardir hingga hancur lebur.

Saat itu, kelompok muda seperti Chaerul Saleh, Wikana, hingga Sukarni mendesak dwi tunggal Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan setelah Jepang menyerah dari sekutu.

Namun, Soekarno-Hatta tetap pada pendiriannya. Kelompok pemuda tetap ingin bangsa Indonesia segera merdeka dan bukan hasil pemberian Jepang.

Lantas mereka menculik Soekarno-Hatta dengan maksud agar kedua tokoh itu bebas dari pengaruh Jepang. Dwi tuggal pun dibawa ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945, sekira pukul 04.00 WIB dini hari.

Bung Karno sebenarnya marah dan kecewa karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Dalam pengasingan, Bung Karno membawa istrinya, Fatmawati dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun.

Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok seharian penuh. Upaya untuk menekan dwi tunggal segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia gagal total karena wibawa kedua tokoh bangsa itu yang cukup besar.

Bung Karno pun menjelaskan alasan dirinya ingin memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di sebuah pondok bambu di tengah persawahan Rengasdengklok.

Menurutnya, 17 merupakan angka suci. Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada Jumat 17 Ramadhan merupakan momen diturunkannya Alquran. Selain itu, 17 juga merupaka total rakaat dalam sholat lima waktu bagi umat Islam.

Sementara dari golongan tua, Ahmad Soebardjo dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus segera dilaksanakan di Jakarta. Laksamana Tadashi Maeda pun bersedia menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya.

Usai pertemuan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno-Hatta. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan kepada kelompok pemuda, proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. 

Kemudian, mereka kembali ke rumah Maeda untuk menyusun teks proklmasi. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo.

Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik pada pagi harinya. Di tengah kegentingan dan kesibukan dalam persiapan kemerdekaan, Bung Karno terkena malaria.

Bung Karno sempat mengeluh kepada Fatmawati di ruang tidur bahwa dirinya sedang sakit menjelang detik-detik proklamasi. Bung Karno memang tidak tidur sehingga kondisi tubuhnya menurun.

"Aku tak hanya tidak tidur selama dua hari, tetapi aku juga diserang Malaria. Seluruh tubuhku, dari kepala sampai kaki, menggigil, gemetar. Suhu tubuhku mencapai 104 derajat," kata Bung Karno dalam buku Sukarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams.

Kemudian, Bung Karno beristirahat sebentar karena kondisi sakit yang dirasakan. Hingga akhirnya dalam kondisi yang kurang prima, semangat Bung Karno tetap berkobar dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan RI.

Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Fatmawati pun dikibarkan. Proklamasi kemerdekaan RI tersebar dengan cepat ke seantero negeri dan disambut sukacita.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya