JAKARTA- Ada 5 pertempuran penting pasca Kemerdekaan Indonesia 1945 yang menjadi sejarah selama 78 tahn ini. Sebagaimana diketahui, Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 ini masih harus berperang agar tidak diambil penjajah kala itu.
Pasalnya dalam pertempuran ini membuat Indonesia akhir menjadi negara merdeka serta terbebas dari penjajahan. Serta tidak bisa dikuasai oleh sebuah negara.
Berikut 5 pertempuran penting pasca Kemerdekaan Indonesia 1945 dilansir dari berbagai sumber:
1. Pertempuran Medan Area
Pertempuran Mefan Area merupakan konflik pertama yang terjadi setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pertempuran Medan Area ialah sebuah peristiwa perlawanan rakyat Indonesia terhadap munculnya Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatra Utara.
Pada tanggal 9 Oktober 1945, dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Pendaratan tentara sekutu yang berasal Inggris ini diikuti oleh pasukan sekutu dan NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan Indonesia. Kedatangan tentara sekutu dan NICA ternyata memancing terjadinya berbagai insiden yang salah satunya terjadi di Hotel yang terletak di Jalan Bali, Kota Medan, Sumatra Utara pada tanggal 13 Oktober 1945.
2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 Oktober-15 Desember 1945 di Ambarawa, Jawa Tengah. Pertempuran ini dimulai ketika pasukan Sekutu dan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda mulai mempersenjatai tawanan perang di Ambarawa dan Magelang. Hal ini pun memicu kemarahan penduduk setempat.
Pada 20 Oktober 1945, militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell. Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang serta melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu. Namun Bethell ternyata ditunggangi Pemerintahan Hindia Belanda. Mereka pun mulai mempersenjatai tawanan Jepang. Pertempuran pecah dari 12-15 Desember yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Ambarawa. Pertempuran dimenangkan oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
3 Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya dilatarbelakangi oleh kedatangan pasukan Sekutu yang tergabung dalam NICA (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) pada 25 Oktober 1945. Pasukan ini dipimpin oleh Jenderal Mallaby yang bertugas untuk mengangkut tawanan perang, melucuti senjata Jepang, serta menjaga ketertiban setelah kemerdekaan Indonesia. Namun, pasukan tersebut tidak melakukan tugas dengan seharusnya.
Pada 28 Oktober 1945, terjadi pertempuran antara rakyat Surabaya melawan Sekutu. Pertempuran tersebut menewaskan Jenderal Mallaby yang memicu kemarahan Sekutu serta meminta warga Surabaya untuk menyerahkan diri pada 9 November 1945. Apabila tidak dituruti, Sekutu akan menyerang pada 10 November 1945. Warga Surabaya pun memilih untuk melakukan perlawanan kepada Sekutu. Maka dari itu, pada 10 November 1945 terjadi Pertempuran Surabaya.
4. Pertempuran Bandung Lautan Api
Pertempuran Bandung Lautan Api terjadi pada 23 Maret 1946. Pertempuran ini diawali dengan kedatangan pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Brigade MacDonald pada 12 Oktober 1945. Brigade MacDonald mengeluarkan ultimatum yang meminta seluruh senjata milik penduduk diserahkan kepada Sekutu, kecuali senjata TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Pada 24 November 1945, TKR menyerang Sekutu di Bandung Utara. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat untuk mengosongkan Bandung Utara selambatnya pada 29 November 1945. Ultimatum pertama ini membagi Bandung menjadi dua bagian, yaitu Bandung Utara sebagai kekuasaan Sekutu, sementara Bandung Selatan dikuasai Indonesia. Usai ultimatum tersebut, pertempuran terjadi di berbagai daerah.
Kemudian Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum kedua pada 23 Maret 1946. Rencana menghanguskan Bandung awalnya dilakukan pada 24 Maret 1946. Namun, pembumihangusan Bandung terjadi pada 23 Maret 1946. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Bandung Lautan Api.
5. Pertempuran Selat Bali
Pertempuran Selat Bali merupakan pertempuran amfibi pertama yang meletus setelah kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini juga disebut sebagai operasi lintas laut Banyuwangi-Bali, yang terjadi pada pada 5 April 1946 di perairan Selat Bali.
Pertempuran antara Belanda dan Indonesia itu dilakukan dalam upaya menghadang kapal sekutu yang mendarat di Bali. Kapten Markadi Pudji Rahardjo menjadi sosok di balik semangat juang para Angkatan Laut Republik Indonesia.
Walaupun pertempuran hanya terjadi selama 15 menit, kejadian itu sangat berarti bagi perlawanan masyarakat Bali terhadap Belanda. Pertempuran Selat Bali memperkuat pertahanan Bali dan perlawanan Ngurah Rai atas Belanda.
(RIN)
(Rani Hardjanti)