Ditambahkannya, gejala awal anak kekurangan gizi bisa terlihat dari jumlah berat badan. Dengan kurangnya asupan gizi yang seimbang, hal itu membuat tumbuh kembang anak terganggu.
Terlebih, di Kabupaten Klaten terdapat 1,3 juta jiwa yang diantaranya terdiri dari 57.611 balita di mana dari jumlah tersebut terdapat 7.631 balita atau 14,3 persen berisiko stunting. Puan pun berharap tidak menemukan lagi kasus stunting di Klaten mengingat daerah tersebut menjadi nomor enam terbaik se-Jawa Tengah dalam penanganan stunting.
BACA JUGA:
"Pada usia ini asupan gizi yang baik akan memberikan peluang untuk berkembangnya potensi diri yang optimal. Sebaliknya, gagal gizi pada 1.000 HPK akan mengakibatkan gagal kembangnya potensi diri, baik secara fisik dan tingkat kecerdasan. biasanya ditandai dengan stunting atau kerdil," jelasnya.
BACA JUGA:
Pada kesempatan ini, Puan juga mengungkap meski dirinya sibuk menjalani peran sebagai ibu pekerja, namun ia tidak pernah luput untuk menyediakan makanan yang bergizi bagi anak-anaknya. Sebagai seorang ibu, ia cukup tegas mengenai asupan makanan yang bergizi bagi buah hatinya.
"Saya juga ibu. Mau wara wiri kemana-mana di rumah harus ada makanan. Padahal sudah ada asisten rumah tangga, tapi kalau gak ada makanan di rumah tetap nyarinya saya. Padahal anak saya itu sudah lulus kuliah," terang Puan.
"Ini yang harus kita perhatikan bagaimana dari kecil bisa dapat asupan makanan bergizi. Jangan dikasih mie instan terus. Beda hari cuma beda rasa. Hari ini mie rebus besok mie goreng," tambahnya.
Puan pun berbicara soal dibutuhkannya peran seluruh stakeholder agar upaya penanganan stunting bisa menyeluruh ke seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, target Indonesia Emas 2045 akan tercapai.
"Menjadi tugas kita semua untuk memastikan kesehatan anak-anak Indonesia sejak dari dalam kandungan, ketika balita, dan saat mereka bertumbuh dewasa," ujar Puan.
Selain memberikan bantuan ke Desa Jonggrangan, cucu Bung Karno itu juga mendatangi Desa Nglinggi di Jawa Tengah. Ia memberikan bantuan kepada sejumlah keluarga serta ibu-ibu hamil agar bisa memberikan asupan gizi yang seimbang bagi anak atau calon bayi mereka.
Di lokasi ini, Puan tampak disambut anak-anak kecil. Bahkan Puan sempat berinteraksi dengan sejumlah anak-anak tersebut. Ia terlihat sangat gembira saat berbincang dengan anak-anak di Desa Nglinggi.
Desa Nglinggi merupakan desa layak anak, di antara 12 desa di Kecamatan Klaten Selatan. Pemda Klaten bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjaga betul agar anak-anak di desa ini tidak mengalami stunting.
Usai berinteraksi dengan anak-anak, Puan lalu meninjau posyandu anak di Desa Nglinggi. Ia mendatangi meja petugas untuk melihat pengukuran berat badan anak dan memantau perkembangan tumbuh kembang anak.
Di Posyandu anak Desa Nglinggi, bukan hanya anak kecil saja yang dipantau kesehatannya. Tapi juga anak remaja yang dipantau kesehatan dan reproduksi mereka.
Puan juga bertemu dengan beberapa ibu hamil yang sedang mendapat penyuluhan dan tambahan makanan untuk pencegahan stunting. Tak hanya itu, ia pun menyerahkan paket goodie bag untuk warga dan paket bantuan gizi anti stunting untuk unit posyandu.
Sementara Bupati Klaten Sri Wahyuni mengatakan bahwa di daerahnya memiliki program bertajung "Piringku". Pada program ini, setiap menu makanan yang disiapkan harus memikirkan gizi seimbang untuk ibu-ibu hamil dengan hanya mengeluarkan biaya Rp17.500 per piring.
"Kami berterima kasih atas bantuan yang dibawa Ketua DPR RI untuk bayi-bayi di Klaten agar terhindar dari stunting," tutup Sri.
(Fakhrizal Fakhri )