BOSTON - Seorang pria dari Oregon, Amerika Serikat (AS) baru-baru ini masuk ke kantor lapangan Biro Penyelidik Federal (FBI) dan mengaku telah membunuh seorang wanita Boston dengan palu hampir 44 tahun yang lalu, kata jaksa pada Senin, (11/9/2023).
John Michael Irmer, (69), diduga mengakui pembunuhan dan pemerkosaan “berdarah dingin” pada 1979 terhadap penduduk asli Pennsylvania, Susan Marcia Rose, yang dia temui di arena skating Boston, kata Kantor Kejaksaan Distrik Suffolk County sebagaimana dilansir New York Post.
Awalnya, pria lain yang dicurigai melakukan kejahatan kekerasan didakwa, tetapi dia dibebaskan dalam persidangan pada Juni 1981.
Irmer berjalan ke kantor lapangan FBI di Portland bulan lalu dan mengatakan kepada agen bahwa dia bertemu dengan seorang wanita berambut merah di arena skating sekitar Halloween 1979, kata Kantor Kejaksaan.
Pasangan itu masuk ke sebuah rumah di Beacon Street, yang saat itu sedang direnovasi, sebelum dia mengambil palu dan memukul kepalanya, kata kantor kejaksaan. Dia kemudian diduga memperkosanya dan melarikan diri ke New York keesokan harinya.
Penyelidik mengatakan bahwa Rose, seorang berambut merah, adalah korban yang ditemukan dipukul di rumah Beacon Street sehari sebelum Halloween di tahun itu, kata jaksa. Dia menderita patah tulang tengkorak dan luka di otak.
DNA Irmer cocok dengan sampel yang disimpan dari lokasi pembunuhan, kata kantor Kejaksaan Suffolk.
Selama dakwaan pada Senin, Irmer kebanyakan bersembunyi di balik tembok pengadilan, CBS Boston melaporkan. Dia ditahan tanpa jaminan atas tuduhan pembunuhan dan pemerkosaan berat.
Irmer diduga mengatakan kepada agen FBI di Oregon bahwa dia ingin “mengakui beberapa pembunuhan,” kata jaksa di pengadilan, Boston Globe melaporkan.
Dia juga mengaku membunuh orang lain di Selatan. Kasus ini masih diselidiki, kata Asisten Jaksa Wilayah John Verner di pengadilan.
Irmer dinyatakan bersalah dalam perampokan dan pembunuhan seorang pengedar narkoba di San Francisco pada 1983, lapor surat kabar itu. Dia menghabiskan 30 tahun penjara atas pembunuhan itu, kata Verner.
“Hampir 44 tahun setelah kehilangan dia di usia yang begitu muda, keluarga dan teman Susan Marcia Rose akhirnya memiliki jawaban,” kata Jaksa Wilayah Suffolk Kevin Hayden dalam sebuah pernyataan.
“Ini adalah pembunuhan brutal dan berdarah dingin yang diperparah dengan fakta bahwa seseorang telah didakwa dan diadili—dan untungnya, dinyatakan tidak bersalah—sementara pembunuh sebenarnya tetap bungkam hingga saat ini,” kata Hayden.
“Tidak peduli bagaimana kasus-kasus sulit diselesaikan, selalu ada jawaban yang penting bagi mereka yang hidup dalam kesedihan dan kehilangan serta begitu banyak pertanyaan yang menyiksa.”
(Rahman Asmardika)