WASHINGTION - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak permintaan Presiden Ukraina perihal rudal jarak jauh Tomahawk. Trump saat ini lebih tertarik pada pembicaraan perdamaian kedua pihak yang berperang.
Zelenskiy datang ke Gedung Putih pada Jumat (17/10/2025) untuk mencari senjata guna melanjutkan perang dengan Rusia. Namun, Trump tampaknya lebih berniat menjadi perantara kesepakatan damai dibandingkan meningkatkan persenjataan Ukraina.
Setelah berbicara dengan Zelenskiy selama lebih dari dua jam, Trump memohon kepada Ukraina dan Rusia untuk "segera menghentikan perang". Meskipun itu berarti Ukraina harus menyerahkan wilayah.
"Anda berhenti di garis pertempuran dan kedua belah pihak harus pulang, menemui keluarga masing-masing," kata Trump, melansir Reuters, Sabtu (18/10/2025).
"Hentikan pembunuhan. Dan itu sudah seharusnya. Hentikan sekarang juga di garis pertempuran. Saya sudah mengatakan itu kepada Presiden Zelenskiy. Saya sudah mengatakannya kepada Presiden Putin," ucapnya.
"Saya pikir Presiden Zelenskiy menginginkannya selesai, dan saya pikir Presiden Putin menginginkannya selesai. Sekarang mereka hanya perlu berdamai sedikit," kata Trump.
Namun, Zelenskiy mencatat betapa sulitnya upaya mencapai gencatan senjata.
"Kami menginginkan ini. Putin tidak menginginkannya," katanya.
Pemimpin Ukraina berterus terang, memberi tahu Trump bahwa Ukraina memiliki ribuan drone yang siap untuk menyerang target-target Rusia. Namun, mereka membutuhkan rudal Amerika.
"Kami tidak punya Tomahawk, itu sebabnya kami membutuhkan Tomahawk," katanya.