PERISTIWA Madiun 1948 menjadi bagian sejarah yang tak terlupakan dalam perjalanan bangsa Indonesia. Kala itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan yang merenggut banyak nyawa ulama dan tokoh agama.
Sejak Peristiwa Madiun 1948 dan pemberontakan G30SPKI 1965 menjadi bukti betapa hebatnya ancaman komunisme di Indonesia, sebagaimana dilansir Sindonews. Sejarah mencatat, Peristiwa Madiun 1948 dilakukan anggota PKI dan partai-partai kiri lainnya yang tergabung dalam organisasi bernama Front Demokrasi Rakyat (FDR).
Latar belakang pemberontakan PKI Madiun 1948 menyusul jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin. Jatuhnya kabinet Amir akibat kegagalannya pada perundingan Renville yang merugikan Indonesia.
Pada 28 Juni 1948, Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) untuk merebut kembali kedudukannya. Organisasi ini didukung Pemuda Sosialis Indonesia, Partai Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Mereka melancarkan propaganda anti pemerintah, mengadakan pemogokan pemogokan kerja bagi buruh.
Selain itu, melakukan pembunuhan ulama dan pejuang kemerdekaan. Tujuan mereka adalah ingin meruntuhkan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Segala cara mereka lakukan demi memuluskan misinya.
Sebelum Peristiwa Madiun, PKI juga telah melakukan kekacauan di Solo (Surakarta) hingga menewaskan banyak perwira TNI AD dan tokoh pejuang 1945. Oleh PKI, daerah Surakarta dijadikan daerah yang kacau (wildwest).
Sementara Madiun dijadikan PKI sebagai basis gerilya. Pada 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Sejak saat itu, gerakan PKI semakin merajalela hingga menguasai dan menduduki tempat-tempat penting di Madiun.
Sejarawan Agus Sunyoto mengungkap fakta sejarah bagaimana kebiadaban PKI di berbagai sumber referensi seperti buku, makalah, buletin dan forum diskusi atau seminar. Agus yang juga penulis buku ‘Banser Berjihad Menumpas PKI’ ini mengungkapkan ada ribuan nyawa umat Islam termasuk para ulama NU menjadi korban dan simbol-simbol Islam dihancurkan.
Keberhasilan FDR/PKI menguasai Madiun didisusul dengan aksi penjarahan, penangkapan sewenang-wenang terhadap musuh PKI. Mereka tidak segan-segan menembak, hingga berbagai macam tindakan fasisme berlangsung sehingga membuat masyarakat Kota Madiun ketakutan.