3. Masjid Raya Al-Azhar Summarecon Bekasi
Masjid lain yang didesain oleh Ridwan Kamil adalah Masjid Raya Al-Azhar Summarecon Bekasi. Masjid ini memiliki dua lantai dan satu lantai semi-basement yang dapat menampung 1.200 jamaah. Masjid ini juga memiliki aula bawah tanah seluas 260meter persegi dan beberapa ruang serbaguna.
Seperti halnya masjid-masjid lainnya, setiap masjid memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Masjid Raya Al-Azhar dibangun dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Seluruh fasad masjid berwarna bata, dengan motif kaligrafi sebagai bukaan. Terinspirasi dari bangunan Ka'bah di Mekkah, Masjid Raya Al-Azhar Summarecon berbentuk kubus atau bujur sangkar. Terdapat pula kaligrafi kufi di bagian depan pintu masuk dengan ayat 'La ilaha illallah', yang berarti 'Tidak ada tuhan selain Allah'.
Fitur lain dari Masjid Raya Al-Azhar Summarecon ini adalah mihrab, sebuah dinding menjorok yang menandai tempat imam melakukan sholat. Selain itu, terdapat menara yang secara simbolis menunjukkan hubungan antara Tuhan dan manusia dan memiliki fungsi untuk mengumandangkan azan.
4. Masjid Jami'e Darussalam
Masjid Jami’e Darussalam merupakan masjid berkubah segitiga yang terletak di Jalan Kebon Melati, Tana Abang, Jakarta Pusat. Masjid ini sering disebut sebagai masjid segitiga karena bagian atas bangunannya tidak memiliki kubah dan memiliki atap berbentuk segitiga yang terbuat dari kaca dan fiber.
Alasan Kang Emil mendesain masjid ini adalah untuk mengubah pandangan masyarakat tentang bentuk kubah yang tidak harus bulat. Namun, karena bentuknya yang berbeda dengan masjid pada umumnya, banyak orang yang menganggap desainnya sama dengan gereja sehingga menimbulkan kontroversi.
Masjid ini dirancang oleh Ridwan Kamil dari Biro Arsitek Arbein. Ruang utama Masjid Segitiga berada di lantai dua, dengan mimbar dan dinding yang dihiasi kaligrafi. Ruang wudhu berada di lantai dasar.