64 Peneliti Dunia Bahas Relevansi Agama Hadapi Kecanggihan Teknologi dan Konsep Ramah Lingkungan

Alifia Zahra Kinanti , Jurnalis
Selasa 07 November 2023 21:41 WIB
64 Peneliti Dunia Hadiri Iconis 2023/ist
Share :


JAKARTA - Sebanyak 64 peneliti dari berbagai negara menghadiri International Conference on Interreligious Studies, Sciences, and Technology (Iconist) 2023, di Kawasan Ancol, Jakarta Utara, 6-7 November 2023.

Forum bertajuk “Religion (still) Matters: Navigating the Relevance of Religion Across the Issue of Environment, Renewable Technology, Artificial Intelligence and Social Inclusion” ini diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, bekerja sama dengan 10 mitra dari lembaga nasional dan internasional, yakni Lakpesdam PBNU, Maarif Institute dan lain sebagainya.

Sejumlah lembaga internasional juga hadir seperti University of New South Wales (UNSW) Sydney, Peace Research Institute Oslo (PRIO) Norwegia, dan De La Salle University Southeast Asia Research Center and Hub.

“Peningkatan permasalahan lingkungan yang mendera dunia saat ini, mulai dari masalah pemanasan global, krisis energi hingga pencemaran lingkungan melatari forum Iconis sebagai forum pertemuan para akademisi, peneliti dan elemen masyarakat sipil untuk mendiskusikan langkah-langkah penting dan strategis bagaimana menyelesaikan berbagai permasalahan lingkungan,” ujar Ketua Panitia Iconist 2023, Amelia Fauzia, Selasa (7/11/2023).

Dalam forum ini juga membahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi di era digital seperti sekarang ini.

Salah satu peneliti, Fathudin Kalimas, menjelaskan pentingnya pengentasan persoalan lingkungan dengan pendekatan multi pihak (pentahelix), di mana unsur pemerintah, akademisi, peneliti, pelaku usaha dan elemen masyarakat sipil berkolaborasi dan berkomitmen melakukan langkah-langkah strategis pengentasan masalah-masalah lingkungan.

Dalam paparan makalahnya yang berjudul Empowering Technological Advancements Through Enabling Regulations, Fathudin menjelaskan potret geliat kesadaran industri yang belakangan makin meningkat untuk melakukan pengembangan inovasi produk-produk eco-friendly atau ramah lingkungan.

Ramah lingkungan berarti tidak merusak lingkungan dan tidak mengganggu keseimbangan di dalamnya. Produk ramah lingkungan berkaitan erat dengan elemen ekonomi dan ekologi sekaligus,” ujarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya