MALANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memetakan sejumlah wilayah di Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang rawan terjadi bencana hidrometeorologi. Hal ini seiring mulai masuknya musim hujan pada beberapa wilayah di Kabupaten Malang.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengungkapkan, pemetaan tersebut dirasa penting untuk melakukan optimalisasi penanganan dan mitigasi saat terjadi bencana hidrometeorologi.
"Kabupaten Malang memiliki sejumlah potensi bencana hidrometeorologi, termasuk daerah-daerah rawan bencana. Sudah kami petakan," kata Sadono, saat dikonfirmasi pada Selasa (14/11/2023).
Dari catatan BPBD Kabupaten, dari 33 kecamatan, 27 di antara memiliki risiko terjadi bencana banjir bandang. Sedangkan 28 kecamatan dari 33 kecamatan yang ada masuk kategori rawan longsor saat cuaca ekstrem terjadi.
"Sejumlah daerah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir atau banjir bandang di antaranya di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Poncokusumo, Tirtoyudo dan Sumbermanjing Wetan," ucap Sadono kembali.
Wilayah lain seperti Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembong, Karangploso, Dau, Sumbermanjing Wetan, Wagir, Kromengan, Ngajum dan Wonosari, disebutnya rawan terjadi tanah longsor atau pergerakan tanah ketika cuaca ekstrem.
"Selain itu, juga ada potensi bencana angin kencang di sejumlah wilayah seperti Karangploso, Pakis, Jabung, Kepanjen dan lainnya," katanya.
Ia menambahkan, dalam upaya untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi tersebut, BPBD Kabupaten Malang membentuk Pos Lapangan pada empat wilayah, yakni di Kecamatan Ngantang, Tumpang, Tirtoyudo dan Gedangan. "Pos Lapangan tersebut dibentuk untuk percepatan penanganan darurat bencana," ujarnya.
Sejumlah personel yang bersiaga di pos lapangan tersebut bertugas menjadi tim reaksi cepat saat terjadi peristiwa bencana alam, melakukan monitoring dan potensi bencana, serta melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat saat penanggulangan bencana.
"Kemudian juga melakukan kaji cepat bencana dan dampaknya, termasuk memberikan pendampingan," katanya.
BPBD Kabupaten Malang terus meningkatkan langkah edukasi, sosialisasi dan mitigasi terkait langkah-langkah dan upaya untuk mencegah terjadinya banjir serta tanah longsor kepada masyarakat, serta terus melakukan monitoring pada wilayah rawan bencana.
Sepanjang 2022, BPBD Kabupaten Malang mencatat adanya 56 peristiwa bencana angin kencang, 31 bencana banjir dan 134 tanah longsor. Sementara hingga Oktober 2023, tercatat 33 peristiwa bencana angin kencang, 13 banjir, 67 bencana longsor, 14 bencana kekeringan dan 52 peristiwa kebakaran.
(Erha Aprili Ramadhoni)