JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani memastikan DPR siap memimpin pertemuan tingkat tinggi MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 yang akan diselenggarakan di Jakarta. DPR akan menekankan isu multilateralisme kepada anggota MIKTA dalam menghadapi masalah geopolitik dunia.
"MIKTA memiliki kemampuan untuk lebih fokus pada isu-isu tertentu yang mendesak dan memiliki dampak signifikan. Dengan demikian, Indonesia dapat mengangkat berbagai isu-isu geopolitik demi kemajuan dunia," kata Puan dalam siaran pers, Minggu (19/11/2023).
MIKTA merupakan grup negara-negara middle power (kekuatan menengah) yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Sementara MIKTA Speakers’ Consultation merupakan forum konsultatif Ketua Parlemen anggota MIKTA.
Indonesia memegang keketuaan MIKTA tahun 2023, sehingga DPR bertindak sebagai tuan rumah MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 yang akan diadakan di Hotel Kempinsky, Jakarta Pusat pada 20 November mendatang. Pada periode keketuaan MIKTA tahun ini, DPR mengusung tema ‘Strengthening Multilateralism, Addressing Intergenerational Challenges’.
Puan menambahkan, bahwa MIKTA Speakers’ Consultation dapat menjadi jembatan antara negara berkembang dan negara maju dalam menyikapi berbagai tantangan global di tengah perbedaan pandangan setiap negara.
"Tantangan yang dihadapi dunia saat ini bersifat antargenerasi di mana tantangan ini tidak hanya membawa dampak terhadap kehidupan saat ini namun juga bagi generasi mendatang," ujarnya.
Puan meyakini, dengan semangat reformasi bagi sistem pemerintahan global, MIKTA akan terus mendorong dan mengupayakan penguatan multilateralisme untuk menjawab tantangan dunia.
"MIKTA memungkinkan Indonesia untuk bekerja sama dengan mitra yang memiliki kepentingan dan nilai serupa, memperkuat posisi kolektif kelompok tersebut dalam dinamika geopolitik global," ujarnya.
Keanggotaan Indonesia di MIKTA juga membuka peluang kerja sama dengan negara-negara middle power lainnya. Meski, masing-masing negara memiliki pandangan yang berbeda, hal tersebut dapat dijadikan kekuataan apabila setiap anggota MIKTA bisa memanfaatkannya dengan baik.
"Ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk bersatu dengan mitra sebaya dan memberikan dampak bersama dalam isu-isu global tanpa harus bergantung pada struktur besar dan kompleks seperti PBB," ujarnya.