UKRAINA – Ukraina telah melancarkan penyelidikan setelah muncul sebuah video yang konon menunjukkan pasukan Rusia membunuh dua tentara Ukraina yang telah menyerah.
Jaksa Ukraina mengatakan rekaman itu menunjukkan "sekelompok orang berseragam Rusia" menembak warga Ukraina yang tidak bersenjata dari jarak dekat.
Jaksa mengatakan pembunuhan tawanan perang merupakan “pelanggaran berat” terhadap hukum dan kebiasaan konflik.
Video tersebut belum diverifikasi secara independen. Rusia belum berkomentar.
Sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada Februari 2022, baik Kiev maupun Moskow saling menuduh melanggar konvensi Jenewa, YAITU seperangkat undang-undang kemanusiaan internasional yang mengatur perilaku konflik bersenjata, dan khususnya perlakuan terhadap tawanan perang.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (3/12/2023), kantor jaksa agung Ukraina mengatakan penyelidikan pra-persidangan diluncurkan atas pelanggaran hukum dan kebiasaan perang, dikombinasikan dengan pembunuhan yang disengaja.
Dilaporkan bahwa pembunuhan terhadap tawanan perang memenuhi syarat sebagai “kejahatan internasional yang serius”.
Data awal menunjukkan bahwa penembakan itu terjadi di dekat desa Stepove di wilayah Donetsk timur Ukraina. Tidak ada rincian tentang siapa yang merekam video tersebut dan kapan.
Daerah tersebut telah menyaksikan pertempuran sengit dalam beberapa pekan terakhir, ketika pasukan Rusia berusaha merebut kota terdekat Avdiivka, sebuah benteng Ukraina di luar ibu kota regional Donetsk yang dikuasai Rusia.
Dalam pernyataan terpisah pada Minggu (3/12/2023), militer Ukraina mendesak masyarakat dunia untuk mengutuk tindakan Rusia dan mengadili kepemimpinan militer negara agresor.
Militer Rusia belum mengomentari tuduhan tersebut secara terbuka.
Rekaman tersebut dipublikasikan oleh saluran Telegram DeepStateUA Ukraina pada 2 Desember.
Dikatakan bahwa dua tentara Ukraina ditembak mati di dekat Stepove, setelah pasukan Rusia merebut posisi Batalyon Senapan ke-45 Ukraina.
DeepStateUA mengatakan tentara Ukraina terpaksa menyerah setelah kehabisan amunisi.
Video itu sendiri konon memperlihatkan seorang tentara Ukraina keluar dari ruang istirahat untuk menyerah. Dia memegangi kepalanya saat apa yang dikatakan Ukraina adalah tentara Rusia mengarahkan senjatanya ke arahnya.
Tentara Ukraina kemudian terlihat berbaring di tanah menghadap ke bawah, dan tentara Ukraina kedua muncul dari ruang istirahat. Tak satu pun dari mereka yang muncul dalam video itu membawa senjata.
Beberapa detik kemudian, tentara terlihat melepaskan tembakan ke arah warga Ukraina, menewaskan mereka berdua.
Keaslian rekaman tersebut belum diverifikasi oleh BBC.
Kemudian pada hari itu, prajurit Ukraina Oleksandr Kolym mengatakan bahwa tembakan terhadap warga Ukraina itu berasal dari unitnya.
Dan pada Minggu (3/12/2023), kepala pemerintahan militer Avdiivka, Vitaliy Barabash, mengatakan kepada saluran Freedom TV Ukraina bahwa mereka yang melakukan penembakan kemudian “dilikuidasi” dalam serangan Ukraina.
Kolym dan Barabash tidak memberikan bukti yang mendukung klaim mereka.
Pada April lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta para pemimpin dunia untuk merespons setelah muncul video yang menunjukkan seorang tentara Ukraina dipenggal oleh seorang prajurit Rusia.
Rusia mengatakan pada saat itu bahwa rekaman itu "mengerikan" namun keasliannya harus diperiksa serta siapa dalang di baliknya.
Pada Maret lalu, Ukraina menuduh tentara Rusia membunuh seorang tentara Ukraina yang tidak bersenjata, yang direkam dalam video sedang merokok dan meneriakkan "Kemuliaan bagi Ukraina" sebelum ditembak mati.
Akhir tahun lalu, Moskow menuduh pasukan Ukraina mengeksekusi sekelompok tahanan Rusia.
Hal ini menyusul munculnya video dari garis depan di Ukraina timur yang menunjukkan penyerahan sejumlah tentara dalam sebuah insiden yang berakhir dengan kematian mereka.
Seorang pejabat Ukraina mengklaim penyerahan diri itu "direkayasa" oleh pasukan Rusia dalam upaya menyerang para penculiknya.
(Susi Susanti)