Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Rumahnya Dikepung Israel

Ludwina Andhara Herawati, Jurnalis
Kamis 07 Desember 2023 20:33 WIB
Profil pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang rumahnya dikepung Israel (Foto: EPA)
Share :

Gaza - Israel melaporkan jika pihaknya berhasil mengepung rumah Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang sangat ditakuti. Hal itu diungkapkan oleh Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari.

"Yahya Sinwar adalah komandannya dan dia adalah manusia mematikan," ujarnya. Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi menambahkan jika keputusan serangan 7 Oktober lalu diputuskan oleh Sinwar.

Serangan 7 Oktober lalu menewaskan sekitar 1.200 orang dan telah menculik lebih dari 200 orang.

Sebelumnya, Yahya sempat dinyatakan hilang dan ribuan tentara Israel berusahan mencari keberadaannya. Pencarian didukung alat drone, penyadap elektronik, dan informan.

Bagaimana kehidupan awal Yahya Sinwar, sebelum menjadi Ketua Hamas Jalur Gaza? Berikut penjelasan terkait profil dan karier Yahya Sinwar.

Mengutip berbagai sumber, Yahya Ibrahim Hassan Sinwar, atau akrabnya Yahya Sinwar, adalah seorang politisi Palestina dan Pemimpin Hamas. Ia lahir pada 1962, di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza.

Orang tuanya berasal dari Ashkelon. Mereka menjadi pengungsi setelah pemindahan massal warga Palestina dari negaranya, dalam perang setelah berdirinya Israel pada 1948.

Sinwar mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Khan Younis laki-laki dan Universitas Islam Gaza. Ia lulus dengan gelar sarjana, bidang Bahasa Arab.

Pada 1982, tepat di usianya ke-19 tahun, Sinwar ditangkap pertama kali oleh Israel karena 'kegiatan Islam'. Ia pun ditangkap kembali pada tahun 1985. Saat itulah ia mendapat kepercayaan dari Pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin.

Mengutip BBC, Peneliti Senior di Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, Kobi Michael menyebut hubungan keduanya sangat dekat. Hubungan Sinwar dengan Yassin ini akan memberi efek 'halo' dalam gerakan tersebut.

Di usianya ke-25 tahun, tepatnya setelah Hamas didirikan pada 1987, ia mendirikan organisasi keamanan internal yang ditakuti kelompok tersebut, al-Majd.

Menurut Peneliti Washington Institute of Near East Policy, Ehud Yaari, Sinwar adalah tipe orangyang bisa mengumpulkan pengikut, dan banyak orang yang hanya takut dan tidak ingin berkelahi dengannya.

Pada 1988, Sinwar diduga merencanakan penculikan dan pembunuhan terhadap dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang ia anggap sebagai kolaborator.

Iapun ditangkap Israel pada tahun yang sama, dan dihukum atas terbunuhnya 12 warga Palestina. Akibatnya ia dijatuhi empat hukuman seumur hidup.

Lebih dari 22 tahun ia habiskan masa-masa di tahanan Israel, terhitung sejak 1988 hingga 2008. Masa itu telah membuatnya semakin radikal.

Selama masa tahanan, pemerintah Israel menilai Sinwar sebagai sosok yang kejam, berwibawa, berpengaruh, memiliki kemampuan bertahan yang tidak biasa, licik, manipulatif, dan mampu membawa banyak pengikut.

Pada 2011 Sinwar dibebaskan dari penjara, sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan 1.027 tahanan Arab Palestina dan Israel. Imbalan pembebasan yakni satu sandera Tentara IDF, Gilad Shalit.

Melansir berbagai sumber, Sinwar ditetapkan sebagai teroris oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) pada September 2015. Bertepatan dengan itu, Hamas dan Brigade Izzadin Al-Qassam juga ditetapkan sebagai organisasi teroris.

Pada 2017, ia terpilih sebagai pemimpin Hamas, dan mengaku telah melakukan perlawanan "damai dan populer" dan meninggalkan posisinya sebagai pemimpin Hamas.

Pada 2021, ia kembali terpilih menjadi pemimpin Hamas, dan menjadi sasaran pembunuhan Israel.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya