"Yang penting kita bisa menciptakan suasana hidup yang baik di tengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat mengakui Indonesia itu adalah negaranya," kata Borlak.
Selama berada di Papua, Borlak tidak segan berbaur dan mengikuti adat warga lokal, sehingga masyarakat dengan mudah menerima Borlak karena dianggap memahami budaya warga Papua. Ini juga didukung latar belakang Borlak sebagai mantan guru agama Kristen Katolik, agama mayoritas warga Timika.
Namun, bukan berarti hanya orang-orang beragama Kristen saja yang bisa diterima warga Papua.
Borlak menceritakan seorang prajurit Kopassus beragama Islam yang sukses berbaur dengan masyarakat lokal di Papua.
(Khafid Mardiyansyah)