IRAN - Duta Besar Iran di Suriah Hossein Akbari, mengatakan jet tempur F-35 Israel secara brutal menargetkan tempat tinggalnya dan bagian konsuler kedutaan, bersama dengan atase militer Iran. Dia mengatakan kepada TV pemerintah Iran bahwa antara lima dan tujuh orang tewas, termasuk beberapa diplomat.
Hal ini terkait dengan serangan udara Israel yang menghantam konsulat Iran di Suriah. Belakangan, Garda Revolusi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa tujuh perwiranya tewas, termasuk Brigjen Mohammad Reza Zahedi dan Brigjen Mohammad Hadi Haji-Rahimi, yang digambarkan sebagai komandan dan "penasihat senior militer".
Media Iran mengatakan Zahedi, 63, adalah tokoh senior di Pasukan Quds, unit operasi luar negeri Garda Revolusi dan menjabat sebagai komandan di Lebanon dan Suriah antara tahun 2008 dan 2016. Sementara itu Haji-Rahimi diidentifikasi sebagai wakil Zahedi.
Zahedi adalah salah satu tokoh paling terkenal di Iran yang diyakini telah dibunuh oleh Israel dalam kampanye panjang pembunuhan yang ditargetkan di negara tersebut.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, yang mengandalkan jaringan sumber di Suriah, melaporkan bahwa delapan orang tewas. Yakni seorang pemimpin tinggi Pasukan Quds, dua penasihat Iran, dan lima anggota Garda Revolusi.
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan dia mengutuk keras apa yang disebutnya sebagai serangan teroris keji dan menambahkan bahwa serangan tersebut telah menewaskan sejumlah orang yang tidak bersalah.
Dalam percakapan telepon dengan Mekdad, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menggambarkan serangan itu sebagai pelanggaran terhadap semua kewajiban dan konvensi internasional dan menyebabkan konsekuensi tindakan ini pada rezim Zionis.
Dia juga menekankan perlunya tanggapan serius dari komunitas internasional.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan Presiden AS Joe Biden mengetahui laporan tersebut dan bahwa timnya sedang menyelidikinya.
Serangan ini menyusul dugaan serangan Israel di Damaskus dan kota utara Aleppo pada Jumat (29/3/2024)lalu, yang menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menewaskan 53 orang, termasuk 38 tentara Suriah dan tujuh anggota kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Pada Januari lalu, serangan lain di Mezzeh yang dituduhkan dilakukan oleh Israel menewaskan lima senior Garda Revolusi dan beberapa personel keamanan Suriah.
Israel sebelumnya mengakui melakukan serangan di Suriah untuk memerangi apa yang mereka sebut sebagai “kubu militer” Iran, serta pengiriman senjata Iran ke kelompok sekutu yang mereka larang sebagai organisasi teroris.
Iran mengatakan Garda Revolusi telah dikirim ke Suriah untuk "menasihati" pasukan Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara di negara itu, namun Iran membantah bahwa mereka terlibat dalam pertempuran atau mendirikan pangkalan.
(Susi Susanti)