OMAN – Badai melanda Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan wilayah Qatar setelah melewati Oman, menyebabkan banjir mematikan dan menyebabkan puluhan orang terdampar.
Otoritas darurat mengatakan kepada Kantor Berita resmi Oman, jenazah seorang anak ditemukan pada Selasa (16/4/2024), sehingga jumlah korban tewas menjadi 18 orang dan dua orang hilang.
Sembilan anak sekolah dan tiga orang dewasa tewas ketika kendaraan mereka tersapu banjir bandang.
Bahrain juga dilanda hujan lebat dan banjir setelah dihantam guntur dan kilat semalaman.
Beberapa wilayah pedalaman UEA mencatat curah hujan lebih dari 80 milimeter (3,2 inci) selama 24 jam hingga pukul 08.00, mendekati rata-rata tahunan sekitar 100 mm.
“Dewan cuaca mendesak warga untuk mengambil semua tindakan pencegahan dan menjauh dari daerah banjir dan penumpukan air” dalam sebuah postingan di X, sebelumnya Twitter.
Baik pemerintah UEA maupun Oman sebelumnya telah memperingatkan bahwa perubahan iklim kemungkinan besar akan menyebabkan lebih banyak banjir. Peristiwa cuaca individual seringkali sulit dikaitkan dengan perubahan iklim, namun para ilmuwan mengatakan bahwa hal ini meningkatkan kemungkinan dan kekuatan peristiwa cuaca ekstrem.
Hujan deras juga membanjiri jalan-jalan, rumah-rumah dan mal-mal bahkan menghentikan operasional bandara Dubai.
Bandara mulai mengalihkan semua penerbangan masuk. Dubai, pusat keuangan Timur Tengah, lumpuh akibat badai besar yang menyebabkan banjir besar di sekitar UEA dan Bahrain. Pusat perbelanjaan andalan Dubai Mall dan Mall of the Emirates sama-sama mengalami banjir dan air setinggi mata kaki di setidaknya satu stasiun Metro Dubai.
Jalan-jalan dan perumahan juga mengalami banjir besar yang terjadi di sekitar Emirates yang kaya minyak, sebuah negara gurun di mana hujan jarang terjadi. Sekolah-sekolah ditutup di seluruh UEA dan diperkirakan akan tetap ditutup pada Rabu (17/4/2024), ketika diperkirakan akan terjadi badai lebih lanjut, termasuk hujan es.
Pusat udara tersibuk di dunia untuk penumpang internasional, yang mengharapkan lebih dari 100 penerbangan pada Selasa (16/4/2024) malam, sebelumnya sempat menghentikan operasinya karena kekacauan yang disebabkan oleh badai.
(Susi Susanti)