Lelah Bergulat Melawan Penyakit Langka, Wanita Ini Pilih Meninggal dengan Euthanasia

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 26 April 2024 16:25 WIB
Wanita ini pilih meninggal dengan euthanasia usai pertarungan panjang melawan penyakit langka (Foto: Reuters)
Share :

LIMA - Seorang perempuan di Peru yang menderita penyakit degeneratif meninggal dunia melalui euthanasia setelah pertarungan panjang di pengadilan berakhir dengan keputusan penting yang mengizinkan dia mengakhiri hidupnya dengan bantuan medis.

Ana Estrada, 47, menderita penyakit langka yang tidak dapat disembuhkan yang disebut polimiositis, yang menyebabkan kelemahan otot, selama tiga dekade terakhir. Dia terbaring di tempat tidur dan membutuhkan ventilator untuk bernapas.

Pengacaranya Josefina Miro Quesada di X mengatakan dia meninggal pada Minggu (21/4/2024).

“Ana meninggalkan kami dengan rasa terima kasih kepada semua orang yang membantunya bersuara, yang bersamanya melalui perjuangan ini dan yang mendukung keputusannya tanpa syarat, dengan cinta,” kata Miro Quesada, dikutip Reuters.

Estrada, seorang psikolog, pergi ke pengadilan pada tahun 2016 untuk memperjuangkan akses terhadap euthanasia, yang ilegal di Peru. Pada tahun 2022, Mahkamah Agung negara Amerika Latin tersebut mengonfirmasi keputusan yang memberikan pengecualian kepada Estrada untuk mengakhiri hidupnya.

Eutanasia adalah tindakan ilegal di sebagian besar negara termasuk Peru, negara mayoritas beragama Katolik Roma. Di Amerika Latin, Kolombia, Ekuador, dan Kuba mengizinkan praktik ini dalam kondisi tertentu.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters setelah kemenangannya di pengadilan, Estrada mengatakan dia berharap kasusnya akan menjadi preseden hukum bagi hak untuk melakukan bunuh diri dengan bantuan. Berdasarkan hukum Peru, membantu seseorang melakukan bunuh diri dan membunuh pasien yang sakit parah dapat dihukum dengan hukuman penjara.

Meskipun keputusan Mahkamah Agung tidak melegalkan kematian yang dibantu, keputusan tersebut membebaskan dokter yang memasok obat untuk mengakhiri hidup Estrada dari hukuman apa pun.

“Akan tiba saatnya saya tidak lagi bisa menulis, atau mengekspresikan diri,” kata Estrada saat itu.

“Tubuhku lemah, tapi pikiran dan jiwaku bahagia. Aku ingin saat-saat terakhir hidupku seperti ini,” lanjutnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya