LIMA - Ratusan petugas polisi Peru menggerebek puluhan properti di seluruh negeri pada Rabu (13/3/2024), menangkap 18 orang sebagai bagian dari penyelidikan perdagangan senjata ilegal dan kaitannya dalam pembunuhan calon presiden (capres) Ekuador pada tahun lalu.
Jorge Chavez, yang memimpin kantor kejaksaan Peru dalam pengerebekan melawan kejahatan terorganisir mengatakan dalam "operasi besar" tersebut, sekitar 700 petugas menggerebek rumah dan kantor di empat distrik di ibu kota Lima dan di wilayah Tumbes, Cajamarca dan Piura di perbatasan Peru dengan Ekuador.
Chavez mengatakan operasi tersebut, dengan dukungan dari kedutaan Amerika Serikat (AS), menargetkan perusahaan-perusahaan yang diduga mengimpor senjata, terutama dari AS dan Turki, dan kemudian membayar individu berpenghasilan rendah untuk mendapatkan lisensi dan membeli senjata tersebut.
Senjata-senjata tersebut kemudian berakhir di tangan geng-geng kriminal. Termasuk mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio.
Dalam sambutannya yang dibagikan di America Television, Chavez mengatakan kantor Chavez mempunyai informasi intelijen bahwa salah satu senjata yang berasal dari perusahaan-perusahaan ini kemungkinan besar digunakan dalam pembunuhan mantan calon presiden.