BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Menyengat di Sejumlah Negara Asia

Binti Mufarida, Jurnalis
Jum'at 10 Mei 2024 22:53 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok )
Share :

Gelombang panas, kata BMKG, dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah yang sangat luas. Anomali dinamika atmosfer ini pada umumnya disebabkan adanya sistem tekanan tinggi dalam skala yang sangat luas dan pada rentang waktu yang cukup lama.

“Kondisi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain mengalir masuk ke area tersebut sehingga semakin lama sistem tekanan tinggi ini bertahan di suatu area, maka semakin meningkat panas dan semakin sulit awan tumbuh di area tersebut,” paparnya.

BMKG mengungkapkan gelombang panas pernah terjadi di sebagian besar wilayah di dunia. Saat ini, gelombang panas sedang melanda Asia Selatan dan Asia Tenggara, ratusan juta orang merasakan panas yang menyengat. Gelombang panas diproyeksikan akan semakin panas di masa depan seiring dengan semakin parahnya perubahan iklim.

Bahkan, penelitian yang dilakukan oleh University of Bristol berdasarkan data ERA5, menghasilkan peta global dari rata- rata suhu panas paling ekstrem yang teramati terhadap iklim pada periode Januari 1950 hingga Agustus 2021. Sementara Indonesia tidak pernah mengalami fenomena heatwave.

BMKG mengungkapkan jika fenomena suhu panas yang terjadi di Indonesia saat ini bukanlah gelombang panas (heatwave), karena memiliki karakteristik fenomena yang berbeda. Cuaca panas di Indonesia dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan.

Wilayah Indonesia, kata BMKG, terletak di sekitar ekuator dengan kondisi geografis kepulauan dan dikelilingi perairan yang sangat luas. Karakteristik dinamika atmosfernya berbeda dengan daerah yang berada di wilayah lintang tengah dan lintang tinggi. Wilayah Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang sangat cepat. Perbedaan ini menjadikan wilayah Indonesia tidak mengenal fenomena gelombang panas.

“Fenomena suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia saat ini bukanlah gelombang panas. Panas dan gerah yang sekarang terjadi namun dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan,” paparnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya