Ia menambahkan bahwa dalam penyelenggaraan Kenduri Swarnabhumi 2024, keterlibatan masyarakat dan komunitas lokal sebagai pelaku budaya sangat penting untuk mengangkat kearifan lokal. Tradisi seperti Nahik Pamau, Kenduri Padae, dan Ngalao Ndae dari Kota Sungai Penuh, serta Seni Tari Toga dari Dharmasraya, yang sudah lama tidak dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan pengetahuan budaya kepada generasi muda.
Selain itu, tradisi-tradisi tersebut juga mengajarkan generasi muda tentang bagaimana kearifan lokal dapat mengatur dan menguatkan keterkaitan antara budaya dengan lingkungan.
Direktur Festival Kabupaten Batanghari, Agung Habibillah, menyatakan bahwa Kenduri Swarnabhumi 2024 telah meningkatkan kesadaran masyarakat dan komunitas terhadap lingkungan sungai Batanghari.
Menurutnya, banyak barang dan bangunan di pinggir sungai yang bisa diselamatkan sebagai cagar budaya.
"Tradisi lama pun hidup kembali. Benang merah yang saya tarik dari 2022 sampai sekarang adalah penyelamatan sungai Batanghari," ujarnya.
Ia melihat antusiasme yang tinggi dalam festival tahun ini dan yakin bahwa Kenduri Swarnabhumi akan menjadi festival yang dinantikan masyarakat Jambi, terutama dengan dukungan besar dari pemerintah.
Agung juga menekankan bahwa kesuksesan Kenduri Swarnabhumi sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat lokal yang memahami dan mengenali potensi budaya di tengah masyarakat Jambi. Kurator lokal memiliki peran penting dalam membangun narasi kreatif untuk mempromosikan kebudayaan dan lingkungan setempat.
“Masyarakat lokal sebagai pelaku dalam festival ini, didampingi oleh komunitas di bawah tanggung jawab direktur festival, menciptakan harmoni yang luar biasa dalam penyelenggaraan acara ini,” pungkasnya.
(Arief Setyadi )