Pucallpa, Peru – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) menyoroti pentingnya pengentasan kemiskinan dan pemanfaatan teknologi produksi bagi UMKM dalam menumbuhkan ekonomi inklusif dalam forum The 30th APEC Small And Medium Enterprises Ministerial Meeting (SMEMM30) yang berlangsung di Pucallpa, Peru.
Sekretaris Kemenkop-UKM Arif Rahman Hakim mengatakan UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia dan negara-negara anggota APEC lainnya, di mana mereka berkontribusi antara 40-50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan mempekerjakan 55,8% dari angkatan kerja.
“UMKM memainkan peran penting dalam mengurangi kemiskinan melalui kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan UMKM, khususnya dalam mendorong transisi mereka dari sektor informal ke sektor formal,” ujarnya pada acara APEC SMEMM30 dengan tema prioritas Empower, Include, dan Grow di Pucallpa, Peru, Jumat (14/9).
Namun, ujar Arif, saat ini sebagian besar perekonomian Indonesia didominasi oleh usaha mikro, yang sebagian besar beroperasi secara informal, sehingga mereka harus berjuang untuk mengakses program dukungan seperti pembiayaan. “Untuk mengatasi hal ini, kebijakan Pemerintah Indonesia berfokus pada promosi inklusi keuangan untuk memfasilitasi formalisasi UKM,” kata Arif.
Ia menambahkan bahwa salah satu prioritas utama Indonesia saat ini adalah meningkatkan inklusi keuangan UMKM, dengan target mencapai 90% pada tahun 2024, naik dari 88,7% di tahun sebelumnya.