JAKARTA- Pemerintahan Prabowo terus mendorong investasi di sektor energi terbarukan untuk mencapai target transisi energi yang lebih berkelanjutan. Salah satunya dengan Revisi Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBET).
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu mengatakan pemerintah terus menggodok strategi dalam menarik investor dari luar. Salah satunya Prancis yang saat ini akan berpartisipasi dalam pengembangan di sektor itu.
“Kita tahu potensi terbesar kita ada di energi surya, hidro, dan geotermal. Indonesia memiliki sumber daya geotermal yang besar. Ini peluang bagi investor untuk masuk, terutama dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis energi hijau,” kata Todotua Pasaribu, Jumat (20/2/2025).
Namun tidak hanya itu, dengan meningkatnya komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon, Indonesia berupaya mempercepat peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan melalui berbagai kebijakan insentif.
“Pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, kemudahan perizinan, dan skema feed-in tariff agar investasi energi hijau semakin menarik,” ujar Wamen Todotua.
Berbicara tentang tantangan Regulasi dan Infrastruktur, Todotua hal ini memang perlu terus ditata untuk mempercepat investasi di sektor energi terbarukan. Salah satunya adalah regulasi dan infrastruktur yang masih perlu disempurnakan.
“Kami memahami bahwa kepastian hukum dan regulasi menjadi perhatian utama investor. Oleh karena itu, pemerintah terus menyederhanakan regulasi dan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, termasuk melalui Revisi Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan,” bebernya.
Selain itu, tantangan lainnya adalah keterbatasan infrastruktur untuk mendistribusikan energi dari sumber daya terbarukan ke pusat konsumsi utama.
“Beberapa sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya dan hidro, lokasinya jauh dari pusat industri dan perkotaan. Ini yang sedang kami siapkan melalui penguatan jaringan transmisi listrik nasional,” tegasnya.
Todotua menekankan bahwa kerja sama dengan investor asing, termasuk dari Prancis, sangat penting dalam mempercepat transisi energi di Indonesia.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah membuka pintu bagi investasi dalam negeri dan luar negeri untuk mengembangkan teknologi dan pendanaan proyek energi hijau,” kata Todotua.
Oleh karena itu, dia berharap kunjungan delegasi perusahaan Prancis yang tergabung dalam MEDEF International dapat membawa investasi baru ke sektor energi terbarukan di Indonesia.
“Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan investor asing, kita bisa mewujudkan target energi hijau dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia,” tutupnya.
Diketahui Kementerian Investasi dan Hilirisasi menerima kunjungan 35 delegasi perusahaan asal Perancis yang tergabung dalam asosiasi pengusaha internasional dari Prancis (MEDEF International) pertemuan bisnis di Jakarta pada hari Selasa (18/02).
(Fahmi Firdaus )