Terkait kekhawatiran vaksin tidak cocok secara genetik, Menkes memastikan bahwa alasan Indonesia ikut dalam uji coba justru untuk memastikan kesesuaian. Dia mencontohkan kasus vaksin malaria yang tidak efektif di Indonesia karena dikembangkan untuk populasi Afrika.
“Kita nggak mau kecolongan lagi. Kita pengen aktif supaya vaksinnya juga cocok buat orang Indonesia,” bebernya.
Dia juga membantah isu liar soal adanya pabrik vaksin di Singapura. “Itu hoaks. Pabriknya masih dibangun di Amerika, tapi kita dorong agar nanti produksinya bisa dilakukan di Indonesia,” sambungnya.
Lebih jauh, Menkes menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan vaksin TBC bisa masuk program nasional sebelum 2029.
“Kalau sudah terbukti aman dan efektif, tentu kita akan masukkan ke program. Karena ini penyakit menular paling mematikan, lebih parah dari malaria,” tegasnya.
(Awaludin)