Kerajaan di Bawah Prabu Siliwangi, Konon Dijaga Tiga Jenis Pasukan

KERAJAAN Sunda digambarkan para orientalis atau penjelajah dari negara lain. Konon, Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran memiliki jumlah penduduk cukup besar. Beberapa catatan menyebutkan, Pakuan Pajajaran memiliki jumlah tentara ratusan ribu yang cukup kuat.

Bahkan, ada pendapat dari penjelajah asal Portugis Henriquez de Lome datang ke Pakuan pada 1522, penduduk Pakuan berjumlah sekitar 50.000 jiwa. Untuk ukuran masa itu, Pakuan terbilang kota besar. 

Penduduk kota Bogor yang luasnya kira-kira lima kali Pakuan, sekarang pun baru 200.000 jiwa lebih sedikit. Waktu itu Surawisesa baru naik takhta. Tentu kemajuan kota waktu itu merupakan peninggalan Prabu Siliwangi, sebagaimana dikutip dari "Melacak Sejarah : Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi", dari tulisan Saleh Danasasmita.

Di seluruh penjuru kerajaan, konon ada 100.000 orang prajurit (istilah Hageman strijdbare mannen = pria yang mampu dan siap perang). Menurut Koropak 630, di Pajajaran pada masa pemerintahan Siliwangi ada tiga macam tentara: belamati, bayangkara dan prajurit, yang dikepalai oleh hulujurit (bandingkan dengan hulubalang). 

Pelabuhan Sunda dengan perdagangan yang ramai antara lain Banten, Pontang, Tanara, Kalapa, Karawang, dan Cimanuk. Perdagangan yang berlangsung bukan hanya melibatkan antar pulau di nusantara, tetapi internasional. Konon di Banten dan Kalapa, yang menjadi wilayahnya terkenal di kalangan pedagang - pedagang Asia.

Menurut Tome Pires, orientalis sekaligus penjelajah asal Portugis, pada 1513 atau zaman Siliwangi di muara Cimanuk, meskipun pemimpinnya menganut agama "Pajajaran", rakyatnya banyak yang sudah memeluk Islam. Bahkan, banyak yang tidak mengerti bahwa Subanglarang, istri Siliwangi pun beragama Islam. 

Kematian Siliwangi dalam Purwaka Caruban masih digambarkan secara dramatis. Sejak kematian Prabu Siliwangi hingga keruntuhan Pajajaran masih cukup panjang jalan cerita kerajaan Pajajaran. Menurut Carita Parahiyangan masih ada lima raja lagi yang memerintah Pajajaran.

(Arief Setyadi )