GUNUNG ARJONO yang ada di Jawa Timur kembali menyita perhatian, usai adanya 11 pendaki ilegal yang tersesat. Para pendaki itu ditemukan selamat oleh tim pencari gabungan pada Kamis 29 Mei 2025. Sejumlah peristiwa memang kerap terjadi di Gunung Arjuno, dari mulai kebakaran hebat dan hilangnya beberapa pendaki yang menyebabkan tewas.
Berikut sejumlah fakta mengenai Gunung Arjuno yang ada di Jawa Timur :
1. Gunung yang berada di lima wilayah
Gunung Arjuno berada di lima kabupaten kota di Jawa Timur. Gunung menjadi satu lokasi dengan Gunung Welirang, yang masuk kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, yang berada di bawah UPT Dinas Kehutanan (Dishut) Jawa Timur.
Wilayah gunung ini membentang dari Kabupaten Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Malang, hingga Kota Batu. Pos pendakiannya pun tersebar di Jalur Tretes, Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jalur Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jalur Lawang, yang ada di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, dan Desa Sunberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang dikelola oleh Tahura Raden Soerjo.
2. Beberapa pendaki hilang ditemukan selamat
Gunung Arjuno kerap kali memakan korban pendaki yang tersesat hingga meninggal. Beberapa pendaki itu naik dari wilayah Kabupaten Pasuruan, hingga Kota Batu. Kisah fenomenal dialami Muhammad Naam, pendaki Gunung Arjuno yang hilang pada Maret 2022 lalu.
Pria warga Desa Kutorejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan itu dilaporkan hilang selama empat hari. Korban saat itu naik gunung bersama empat temannya, tapi saat turun dari puncak itu tiba-tiba Naam berpisah dari rombongan dan hilang kontak pada 20 Maret 2022.
Naam akhirnya ditemukan di jurang Alas Sriti, Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, dalam keadaan selamat.
Kejadian hilangnya pendaki juga terjadi pada Juli 2022 lalu saat pelari maraton lintas alam Yurbianto (46) asal Jakarta Utara, hilang di kawasan Gunung Arjuno. Ia mengikuti event maraton Mantra Summits Challenge 2022 untuk kategori 116 K diikuti sebanyak 712 peserta. Dimana satu peserta dengan nomor urut 18 atas Yurbianto hilang kontak dan tak bisa ditemukan di Gunung Arjuno.
Korban yang hilang sempat mengirimkan sinyal SOS kepada panitia dan regu penyelamat. Yurbianto ditemukan selamat di kawasan Budug Asu, setelah dua hari pencarian gabungan.
3. Pendaki meninggal di Gunung Arjuno
Meskipun ada yang selamat, tak jarang pendaki ada yang meregang nyawa di Gunung Arjuno. Pada Agustus 2023 lalu seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Yodeka Kopaba (21) meninggal dunia usai mengalami hipotermia di Gunung Arjuno.
Korban yang mendaki bersama rombongan dari Pos Pendakian Desa Sunberbrantas, ditemukan tak sadarkan diri di Pos 2, Gunung Arjuno. Ia pun dievakuasi dari gunung oleh tim pencari gabungan pada Minggu 20 Agustus 2023 lalu.
4. Pendaki tewas tersambar petir di Gunung Arjuno
Layaknya cuaca di gunung yang mudah berubah-ubah, karakteristik Gunung Arjuno juga memiliki hal serupa. Tapi cuaca ekstrem di Gunung Arjuno kerap terjadi di musim penghujan, bahkan disertai petir yang kerap memakan korban.
Peristiwa pendaki yang tersambar petir di Gunung Arjuno pernah terjadi pada Desember 2016 yang menimpa mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Pada peristiwa ini satu mahasiswa atas nama Bintara Fredyansyah asal Bojonegoro meninggal dunia, dua orang temannya terluka, dan lima orang pendaki lain yang masih satu rombongan selamat.
Kejadian serupa pun terulang pada Senin 16 Desember 2019 pukul 13.00 WIB saat tiga peserta Pusdik Brimob tewas dan lima lainnya luka tersambar petir di Puncak Ringgit, kawasan Gunung Arjuno. Ketiganya yang mengikuti dasar bintara berangkat dari Desa Talunungko, Pasuruan, dengan rute Gunung Ringgit dan Gunung Welirang.
5. Petir dan cuaca ekstrem buat pendakian ditutup
Pendakian Gunung Arjuno beberapa kali juga ditutup. Salah satu penyebabnya karena adanya cuaca ekstrim dan petir di atas gunung setinggi 3.339 Mdpl.
Maka setiap musim penghujan nyaris setiap tahunnya ditutup. Petugas Tahura Raden Soerjo menjelaskan, kondisi di atas Gunung Arjuno kerap muncul hujan es, badai, hingga petir yang membahayakan aktivitas pendakian.
Bahkan pada 6 April 2021 lalu cuaca ekstrim berupa hujan, badai kencang, hingga hujan es menerjang di ketinggian 2.600 Mdpl saat petugas melakukan patroli rutin dan pembersihan kawasan area gunung.
6. Kemunculan awan aneh
Gunung Arjuno juga kerap membuat geger lantaran kemunculan awan anehnya. Fenomena awan berbentuk mangkok pernah muncul di Gunung Arjuno, pada Kamis pagi 5 November 2021 dan menjadi perhatian di media sosial (medsos).
Saat itu awan berbentuk mangkok muncul di kawasan Gunung Arjuno sisi Kabupaten Malang. Dari penjelasan pihak BMKG menyebut, fenomena awan ini merupakan fenomena awan lentikularis. Dimana awan jenis ini tumbuh di sekitaran gunung atau dataran tinggi.
7. Kebakaran hebat hanguskan sebabkan status darurat
Kebakaran di Gunung Arjuno beberapa kali juga terjadi. Tercatat sejak lima tahun terakhir kebakaran pernah terjadi pada Juli 2019, tak kurang 100 hektar lahan hangus. Pada peristiwa ini water bombing dilakukan oleh BPBD Jawa Timur.
Pada September 2023 lalu, Gunung Arjuno juga terbakar hebat. Kebakaran ini diduga dari api unggun dari pendaki yang ditinggalkan begitu saja. Peristiwa ini sempat menjadi status darurat hingga pemadaman melibatkan ribuan personel dari lima wilayah kabupaten kota di area Gunung Arjuno.
Bahkan besarnya api membuat BNPB turun langsung mengerahkan helikopternya untuk water bombing atau pemadaman api dari udara. Tercatat nyaris kurang lebih 4.403 hektar lahan di kawasan Gunung Arjuno, terbakar sejak Juli hingga September awal 2023.
(Awaludin)