Fadli Zon Ajak Kolaborasi Lintas Sektor untuk Pemajuan Kebudayaan

Agustina Wulandari , Jurnalis
Rabu 04 Juni 2025 10:33 WIB
Menbud Fadli Zon bersama Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Dikbud Jateng Eris Yunianto. (Foto: dok Kemenbud)
Share :

SURAKARTA –  Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon menghadiri diskusi budaya bersama sejumlah pemangku kepentingan kebudayaan di Pendopo Ageng Gendhon Humardhani, Taman Budaya Jawa Tengah.

Dialog ini menjadi bagian dari rangkaian kunjungan kerja Menteri Kebudayaan di Surakarta dan upaya memperkuat kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk pemajuan kebudayaan.

Pada kesempatan ini, Menbud Fadli Zon berdiskusi langsung dengan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Eris Yunianto, Kepala Taman Budaya Jawa Tengah Suratno, serta sejumlah mitra dan kurator Taman Budaya Jawa Tengah. Turut hadir pula perwakilan dari Komunitas Jambore Keris Nusantara.

Dalam sambutannya, Menbud Fadli Zon menyampaikan apresiasi atas peran strategis Taman Budaya Jawa Tengah sebagai pusat pelestarian, pengembangan, dan pemajuan kebudayaan di daerah.

Menbud menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, pelaku budaya, komunitas, akademisi, hingga sektor swasta, dalam mengakselerasi kemajuan kebudayaan nasional.

“Pemajuan kebudayaan ini adalah tugas kita bersama. Bukan hanya tugas pemerintah pusat, bukan hanya tugas pemerintah provinsi, kabupaten, kota, tapi juga bersama-sama, termasuk dengan para pelaku budaya, pegiat budaya, pejuang budaya, komunitas-komunitas dan sanggar-sanggar budaya termasuk sanggar-sanggar seni di dalamnya," ujarnya.

"Kita sekarang juga merangkul sektor swasta supaya ikut terlibat di dalam pemajuan kebudayaan,” kata Menbud Fadli Zon.

Ia juga menyoroti perlunya institusionalisasi pengetahuan budaya, termasuk warisan budaya takbenda, seperti keris, wayang, dan jamu, melalui program studi di perguruan tinggi, literasi publik, serta produksi film dan konten digital.

Ia menekankan bahwa budaya bukan sekadar warisan, melainkan aset strategis bangsa yang dapat menjadi kekuatan ekonomi dan diplomasi budaya Indonesia di kancah global.

Menbud Fadli Zon saat menghadiri Diskusi Budaya di Taman Budaya Jawa Tengah. (Foto: dok Kemenbud)

Dalam diskusi ini, Fadli Zon turut didampingi oleh Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya Basuki Teguh Yuwono, serta Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri Anindita Kusuma.

Selain itu, didampingi pula oleh Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual Kementerian Kebudayaan B.R.A Putri Woelan Sari Dewi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Manggar Sari Ayuati, dan jajaran Kementerian Kebudayaan.

Menanggapi diskusi, Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Eris Yunianto mengatakan bahwa Jawa Tengah merupakan provinsi yang sangat kaya warisan budaya, termasuk warisan budaya takbenda.

“Tahun ini, sudah ada 165 yang ditetapkan menjadi warisan budaya takbenda. Dan tahun ini kami mengajukan 80 karya, salah satunya adalah Tembang Ilir-Ilir, yang menjadi prioritas dan harapan besar bagi kemajuan budaya Jawa Tengah," tuturnya.

Selain itu, imbuhnya, Jawa Tengah juga memiliki 247 cagar budaya dengan berbagai kategori, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Pada 2024, dua cagar budaya dari Jawa Tengah telah ditetapkan secara resmi oleh Kementerian Kebudayaan.

Sementara itu, Kepala Taman Budaya Jawa Tengah (TBTJ) Suratno menyoroti peran strategis TBJT sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, yang mengemban tugas pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah.

Ia menuturkan, didirikan sejak 1978, TBJT memiliki salah satu kegiatan unggulan, yakni Pasar Raya Taman Budaya, yang sukses menarik hingga 10.000 pengunjung dan mendapat sambutan positif dari masyarakat. Dirinya menjelaskan bahwa TBJT berkomitmen menjadi ruang kreatif dan edukatif bagi seniman serta masyarakat.

Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya Basuki Teguh Yuwono menyampaikan bahwa dibentuknya Kementerian Kebudayaan merupakan bentuk nyata komitmen negara dalam memajukan sektor budaya.

Keterbukaan komunikasi antara pemerintah dan para pelaku budaya menjadi penting, serta mendorong hadirnya gagasan-gagasan yang matang dan terstruktur. Menurutnya, setiap inisiatif budaya perlu dikemas dengan baik, memenuhi standar administrasi, melibatkan banyak pihak, dan memperhatikan keberlanjutannya. 

Melalui diskusi ini, pemerintah mendorong kolaborasi dari berbagai sektor untuk dapat bersama-sama memajukan kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, budaya kita bisa menjadi industri budaya dan ekonomi budaya yang berdampak.

(Agustina Wulandari )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya