Menyelami Makna di Balik Pertemuan Dua Jam Jokowi–Prabowo

Arief Setyadi , Jurnalis
Minggu 05 Oktober 2025 18:33 WIB
Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Kertanegara, Jakarta (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto bertemu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Kertanegara, Jakarta, pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Pertemuan tertutup berlangsung selama dua jam membahas banyak hal, di antaranya soal kebangsaan.

Menurut Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, pertemuan yang berlangsung di kediaman Presiden merupakan agenda silaturahmi. Ia menyebut keduanya memang sama-sama menjalin silaturahmi dengan baik.

"Kalau Pak Prabowo berkesempatan ke Jawa Tengah, beliau yang sowan atau mampir. Kebetulan Pak Presiden ke-7, Pak Jokowi ada di Jakarta. Sudah, janjian ketemu waktunya makan siang," ujarnya, Minggu (5/10/2025).

“Imunitas politik bukan soal kekebalan hukum, tapi jaminan atas ruang aman secara politik bagi Jokowi di bawah pemerintahan Prabowo,” kata Iqbal, Minggu.

Pandangannya berangkat dari berbagai persoalan yang tengah mengelilingi keluarga Jokowi. Mulai dari ijazah, baik itu ijazah Jokowi dan sekarang ijazah putera sulungnya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga dipersoalkan. Belum lagi adanya wacana pemakzulan terhadap Wakil Presiden dan persoalan lainnya.

“Rentetan isu ini menjadi tekanan serius. Wajar jika pertemuan itu menjadi sarana konsolidasi untuk meredam tekanan dan menjaga stabilitas politik Jokowi secara personal,” katanya.

Di sisi lain, Jokowi pun terlalu dini melontarkan dukungan dua periode bagi pasangan Prabowo–Gibran. Ditambah komitmennya membesarkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang diketuai Kaesang Pangarep, putra bungsunya. Iqbal pun menilai Jokowi memahami pola politik kekuasaan.

“Kita tahu Partai Demokrat pernah nyaris diambil alih pasca Presiden SBY lengser. Bedanya, relasi SBY dan Jokowi kala itu tidak seakrab Jokowi dan Prabowo saat ini. Maka, menjalin relasi erat dengan Prabowo menjadi langkah strategis Jokowi untuk memastikan agenda politiknya, khususnya membesarkan PSI, tidak mengalami intervensi kekuasaan, misalnya,” ujarnya.

Pertemuan tersebut, menurutnya, mencerminkan komitmen informal menjaga harmoni politik sekaligus memperkuat bargaining Jokowi dalam peta kekuasaan hari ini.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya