Menbud Tinjau Museum Topeng Cirebon, Dorong Pengembangan Ruang Budaya

Anindita Trinoviana, Jurnalis
Selasa 18 November 2025 10:21 WIB
Menbud Fadli Zon tinjau Museum Topeng Cirebon. (Foto: dok Kemenbud)
Share :

CIREBON – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) terus memperkuat ekosistem kebudayaan daerah melalui rangkaian kunjungan Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon ke berbagai simpul budaya di Nusantara, termasuk Cirebon.

Dalam agenda ini, Menbud meninjau Museum Topeng Cirebon yang berlokasi di area Balai Kota Cirebon sebagai bagian dari komitmen Kemenbud untuk memajukan kebudayaan nasional melalui lebih banyak ruang publik dan ruang budaya. 

Museum Topeng Cirebon menampilkan ratusan koleksi topeng dan profil para maestro di baliknya. Terdapat lima topeng utama Cirebon atau disebut Topeng Panca Wanda, yakni Topeng Panji, Topeng Samba (Pamindo), Topeng Rumyang, Topeng Patih (Tumenggung), dan Topeng Kelana (Rahwana).

Dalam pameran museum juga menampilkan para tokoh kesenian topeng seperti Ki Kandeg Padmajawinata, Ki Empek, tokoh pengrajin kedok Cirebon, hingga dalang wayang. Koleksi topeng yang ditampilkan diharapkan mampu menjadi sarana strategis dalam pelestarian budaya.

Disambut oleh Dewan Pengawas Museum Topeng Cirebon Reini A Daniel, serta kurator museum Ki Waryo Sela, Menbud Fadli Zon meninjau tiap sudut museum, termasuk mengagumi instalasi topeng bertajuk Pahatan Pohon Topeng karya Sujana Priya. Koleksi yang menampilkan topeng pada cerita Panji, yang tersusun kokoh pada kayu utuh.

“Topeng Cirebon ini salah satu topeng yang legendaris dan mempunyai banyak cerita, dari Ramayana, Mahabarata, dan cerita-cerita lokal lainnya. Ini sangat penting untuk memperkenalkan kembali topeng Cirebon,” ujarnya. 

Menurutnya, topeng Cirebon merupakan salah satu ekspresi budaya yang perlu terus dihidupkan. Dengan kehadiran museum ini, masyarakat diharapkan dapat memperoleh informasi dan edukasi mengenai topeng Cirebon serta mengenal para maestro.

Lebih lanjut, Menbud menegaskan bahwa nilai budaya topeng Cirebon dapat dikembangkan melalui berbagai media, termasuk buku dan film.

“Perlu dibuat buku, film, dokumenter, serta berbagai bentuk ekspresi budaya lainnya tentang topeng ini, sehingga topeng Cirebon makin hidup dan menjadi satu ekosistem yang tumbuh berkelanjutan di Cirebon dan sekitarnya,” katanya.

Dalam perjalanan, Menbud Fadli Zon didampingi Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Wali Kota Cirebon, Effendi Edo; Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana; Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis; Direktur Sejarah dan Permuseuman, Agus Mulyana; Direktur Sarana dan Prasarana, Ferry Arlian; Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Retno Raswaty; serta budayawan Jajat Sudrajat. 

Pada agenda kali ini, Fadli Zon turut menyambangi kantor eks Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Tugu Monumen 15 Agustus atau yang biasa disebut oleh masyarakat setempat sebagai Tugu Pensil. 

Menbud Fadli Zon mendorong optimalisasi eks bangunan kantor DPMPTSP agar dapat didedikasikan sebagai museum dan galeri Kota Cirebon, terutama menggambarkan sejarah Kota Cirebon dan berbagai macam ekspresi budayanya.

Menbud memproyeksikan fungsi bangunan tersebut dapat mencakup ruang seni pertunjukan musik, tari topeng, ruang pamer seni kontemporer, tempat diskusi, hingga asal-usul kuliner khas Cirebon, sehingga masyarakat yang berkunjung dapat memahami perjalanan budaya, peradaban, dan sejarah Cirebon dari masa ke masa. 

“Kita membutuhkan lebih banyak ruang publik dan ruang budaya yang bisa mengedukasi serta memajukan kebudayaan nasional kita, dalam hal ini juga budaya Cirebon,” tuturnya. 

Kunjungan ini mencerminkan upaya menjaga keberlanjutan warisan sejarah sekaligus memperkuat pelestarian identitas lokal. Lebih dari itu, agenda ini menjadi bagian dari langkah strategis Kementerian Kebudayaan untuk memastikan infrastruktur kebudayaan di daerah siap mendukung pemajuan kebudayaan yang inklusif, progresif, dan berkelanjutan.

Melalui penguatan ruang budaya, museum, serta simpul-simpul seni di tingkat lokal, Kementerian menegaskan pentingnya menghadirkan ekosistem kebudayaan yang hidup, relevan, dan mampu memperluas akses masyarakat terhadap pengetahuan, pengalaman, dan ekspresi budaya.

(Agustina Wulandari )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya