TERNATE- Setelah melalui masa kritis sejak peristiwa penembakan pada 21 Mei lalu, Rio Arisandi (30) akhirnya mulai bisa berbicara.
Rio dirawat intensif di RSUD Tobelo akibat terjangan peluru di bagian punggungnya pascabentrokan dengan aparat keamanan saat pleno rekapitulasi perhitungan suara Pilkada Bupati Pulau Morotai oleh KPU setempat.
Warga Gotalamo, Daruba, kecamatan Morotai Selatan itu, mengalami luka yang cukup serius di mana peluru yang dilepaskan dari senapan aparat berhasil mengenai bagian atas punggungnya nyaris menembus rusuk dan paru-paru.
Saking parahnya, kondisi Rio sempat kritis dan tim dokter RSUD Tobelo harus dua kali melakukan operasi untuk mengangkat proyektil peluru dan pembersihan gumpalan darah yang mengendap di luka tempat peluru bersarang.
Operasi pertama dilakukan sehari setelah peristiwa penembakan (hari Minggu) dilanjutkan keesokan harinya untuk operasi kedua pada Senin lalu. Bahkan, usai operasi kondisinya malah menurun drastis.
Dari keterangan kerabat, kondisi pernapasan pegawai honorer di Pemda Morotai itu, justru lebih stabil dibandingkan sebelum operasi.
“Habis operasi, justru dia terlihat lebih lemas dan mengaku mengalami sesak napas, tapi sekarang dia sudah mulai bisa berbicara meski terbata-bata,” ujar sumber itu saat dihubungi, Rabu (25/5/2011) siang.
Meski sudah mulai bisa berbicara terbata-bata, Rio mengaku masih merasakan sakit di dada. Untuk itu, tim dokter terpaksa memakai alat bantuan pernapasan.
Rio kini masih menjalani perawatan sendirian di ruang Seruni RSUD. Korban, oleh tim dokter sengaja di tempatkan di lokasi yang lebih luas demi kestabilan kesehatan dan pernapasan.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi pihak RSUD Tobelo terkait kondisi terakhir korban yang setia ditemani isteri, anak, dan kerabat dekatnya itu. Bahkan, belum ada keterangan resmi apakah peluru yang digunakan adalah peluru tajam atau karet sehingga masih mematik kontraversi tentang jenis peluru yang digunakan.
Kapolres Halmahera Utara, AKBP Adhi Satya Perkasa, Senin lalu, membantah digunakannya peluru tajam oleh aparat kepolisian dalam membubarkan aksi massa.
“Peluru itu adalah peluru karet, dan sudah sesuai prosedur pengamanan,” tandas Kapolres waktu itu.
Sementara itu, kondisi dua rekan Rio, yakni Rahmat (25) dan Syahbudin (27), sudah lebih membaik pascaoperasi pengangkatan proyektil peluru. Bahkan, dokter sudah memperbolehkan keduanya pulang akhir pekan ini.
(Kemas Irawan Nurrachman)