SOLO - Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo secara tegas mengatakan ide lahirnya mobil Esemka bukan berasal dari Sukiyat, pemilik Kiat Karoseri, Klaten, Jawa Tengah. Sukiyat baru bergabung dalam produksi Esemka sejak tahun lalu, sedangkan rencana memproduksi Esemka sudah mulai sejak 2007.
“Dan yang memproduksi murni mobil Esemka seluruhnya dikerjakan para siswa SMK,” kata Rudy di rumah dinas Wali Kota, Minggu (4/3/2012).
Selain itu, kata Rudy, siswa SMK yang dilatih di bengkel Sukiyat tidaklah gratis. Seluruh siswa yang menjalani pelatihan di Karoseri bengkel milik Sukiyat harus mengeluarkan biaya sebesar Rp4,5 juta.
“Bohong kalau siswa SMK dilatih gratis. Para siswa ini membayar agar bisa ikut pelatihan membengkel di sana sebesar Rp4,5 juta,” jelas Rudy.
Kemarahan Pemkot Solo terhadap pemilik Bengkel Karoseri yang ada di Klaten,Jawa Tengah, ini mencuat, setelah Sukiyat mengatakan bahwa seluruh komponen mobil Esemka menggunakan onderdil mobil buatan Jepang.
“Saat itu di tahun 2007 kita memulai merencanakan pembangunan kawasan teknologi terpadu, disusul tahun 2009 berdirinya PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan termasuk master plan mobil Esemka. Kok bisa-bisanya dia bilang sudah memulai sejak 2009,” katanya.
(Insaf Albert Tarigan)