Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Internet Tingkatkan Kebiasaan Mencontek & Plagiat

Rifa Nadia Nurfuadah , Jurnalis-Jum'at, 23 Maret 2012 |15:04 WIB
Internet Tingkatkan Kebiasaan Mencontek & Plagiat
Ilustrasi: collegecures.com
A
A
A

KONSEKUENSI akibat mencontek dan plagiat sebenarnya cukup menakutkan para pelajar. Tetapi, dewasa ini, kelihatannya para pelajar tidak terlalu mempedulikan kejujuran akademik lagi.

Banyak siswa bahkan tidak bisa membedakan apa yang termasuk aksi plagiat dan mana yang bukan. Seperti disitat dari College Cures, Jumat (23/3/2012), hasil penelitian memperlihatkan, 71 persen siswa di Amerika Serikat (AS) tidak percaya bahwa mengkopi material dari internet adalah "aksi mencontek yang cukup serius".

Hasil survei ini menunjukkan, satu dari tiga pelajar mengaku, menggunakan internet untuk memplagiat tugas. Kemudian, hanya 29 persen orang berpikir bahwa menyalin dari website adalah "mencontek yang sangat serius". Angka ini turun cukup jauh dari sepuluh tahun yang lalu, yakni 34 persen.

Perilaku pelajar tentang mencontek juga cukup memprihatinkan. Ini terlihat dari 57 persen pelajar tidak berpikir bahwa menyalin beberapa kalimat tanpa pencantuman sumber yang memadai, berbagi jawaban ujian, atau mendapatkan jawaban dari teman yang sudah mengerjakan ujian adalah tindakan mencontek.

Selain itu, 53 persen siswa berpikir, mencontek bukanlah hal besar yang perlu diributkan, serta 34 persen pelajar mengaku, orangtuanya tidak pernah berbicara kepada mereka tentang mencontek. Parahnya lagi, 98 persen siswa mempersilakan teman menyalin tugas mereka.

Generasi yang melek teknologi ini bisa dikatakan sebagai generasi pencontek. Buktinya, 75 persen siswa yang disurvei mengaku pernah mencontek pada ujian, tugas, dan pekerjaan rumah yang mereka kerjakan. Bahkan, 34 persen di antaranya pernah mencontek lebih dari dua kali.

Kebiasaan mencontek di sekolah juga mempengaruhi kebiasaan mencontek di kampus. Hasil survei yang menyertakan alumni perguruan tinggi ini memperlihatkan, 82 persen alumni mengaku pernah terlibat dalam berbagai kegiatan mencontek ketika kuliah. Dan sedihnya, generasi berikutnya cenderung lebih banyak berbohong dan mencontek daripada generasi berikutnya.

Selepas kuliah pun, para individu pencontek ini terus membawa kebiasaan buruk mereka dalam hidup. Pebisnis misalnya, punya tendensi tiga kali lebih banyak berbohong kepada pelanggannya. Kemungkinan mereka berbohong kepada atasannya juga dua kali lebih besar, serta kecenderungan berbohong pada pasangan satu setengah kali lebih kuat.

Jika mengurut kepada hulu masalah ini, para siswa mencontek biasanya dipengaruhi tekanan kelompok teman sebaya mereka. Tetapi, jika dilihat sebaliknya, tekanan peer group ini juga dapat melibatkan siswa dalam budaya jujur secara akademis dan memotong rantai kecurangan.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement