Sindonews.com - Akibat kondisi kereta api ekonomi jurusan Jakarta-Tangerang sudah usang dan lapuk, PT Kereta Api Indonesia (KAI) resmi menutup jalur kelas ekonomi. Tak ayal kebijakan ini mengharuskan konsumen terpaksa menggunakan kereta AC.
"Kereta kelas ekonomi terpaksa dihapuskan karena usianya sudah sangat tua dan spare part sudah susah untuk didapat, dan penghapusan ini mulai diberlakukan 1 Juli kemarin," kata Humas KAI Dal Ops 1, Ahmad Sudjadi, Senin (2/7/2012).
Ahmad juga menerangkan, bahwa penghapusan kereta ekonomi yang sudah uzur ini merupakan salah satu upaya pembenahan pelayanan perkeretaapian. "Kita terus tingkatkan pola kenyamanan dan keamanan dan ini jadi target utama pembenahan," katanya.
Untuk tahap awal, PT KAI akan melakukan penghapusan kereta api ekonomi yang difokuskan di Tangerang dan kedepan akan dilanjutkan ke seluruh Jabodetabek.
Sebelumnya, PT KAI memastikan mulai tanggal 1 Oktober 2012 tarif angkutan KRL Commuter Line (kelas AC) di Jabodetabek akan mengalami penyesuaian dengan tambahan harga tiket sebesar Rp2.000 untuk semua relasi/tujuan yang tertera pada tiket. Penyesuaian tarif tersebut berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT KAI Commuter Jabodetabek dengan nomor: 004/KCJ/DIR-OPS/V/2012 tentang Penetapan Tarif Commuter Line Tahun 2012.
"Penetapan penyesuaian tarif bertujuan untuk mendukung peningkatan kehandalan sarana dan pemeliharaan prasarana KRL di Jabodetabek," kata Manager Komunikasi Perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek, Eva Chairunisa dalam siaran persnya, kemarin.
Penerapan penyesuaian tarif KRL Commuter Line pada 1 Oktober 2012 mendatang dilakukan sesuai dengan Mekanisme Penetapan Tarif yang berlaku.
Tarif KRL Commuter Line yang akan diberlakukan mulai 1 Oktober 2012 adalah sebagai berikut:
a. Rp9.000, untuk Relasi Bogor-Jakarta/Jatinegara
b. RP8.000, untuk Relasi Depok-Bogor
c. Rp8.000, untuk Relasi Depok-Jakarta/Jatinegara
d. Rp8.500, untuk Relasi Bekasi-Jakarta/Stasiun Transit
e. Rp8.000, untuk Relasi Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang/Stasiun Transit
f. Rp7.500, untuk Relasi Tangerang-Duri/Stasiun Transit
(Hariyanto Kurniawan)