Menakar Komitmen Pemerintah Kota Bandung, Puaskah?
JAKARTA - Dalam setahun terakhir ini, 46,9 persen warga Kota Bandung tidak puas dengan kemajuan yang terjadi di kota mereka. Angka yang begitu tinggi jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan masyarakat yang hanya mencapai 9,1 persen saja.
Berdasarkan hasil MNC Media Research's Polling, hanya 1 persen masyarakat mengaku sangat puas atas kinerja Pemkot Bandung, dan 38,1 persen di antaranya mengaku cukup puas.
Responden yang terjaring dalam polling adalah masyarakat kelas menengah, berpendapatan di atas Rp2.000.000 (68,3%). Mayoritas berusia produktif 17-45 tahun (70,3%), minimal tamat SMA (90,3%).
Polling dilakukan melalui tetelpon pada 10-12 Januari lalu. Polling menjangkau 307 responden yang berusia 17 tahun keatas yang terpilih secara acak sistematis melalui buku telepon residensial terbaru, terbitan Telkom. Responden berdomisili di Kota Bandung.
Jumlah responden di setiap wilayah ditentukan secara proporsional. Tingkat kepercayaan 95%, dengan ambang kesalahan 4,9%. Hasil polling tidak dimaksudkan sebagai representasi pendapat seluruh warga Jawa Barat.
Wujud kekecewaan ini juga tergambar di situs-situs pencarian berita atau sosial media, keluhan-keluhan terhadap Kota Bandung justru lebih banyak diutarakan oleh warganya sendiri ketimbang wisatawan domestik.
Wujud ketidakpuasan masyarakat Kota Bandung sepertinya belum menemukan muara politiknya. Tokoh atau figur yang muncul sebagai calon-calon wali kota baru yang akan dipilih pada bulan Juni mendatang juga belum mendapat sambutan yang cukup.
Dapat dikatakan, belum ada tokoh yang cukup menonjol dan dianggap dapat mengatasi masalah Kota Bandung. Bahkan, 61,3 persen responden mengaku tidak memiliki pilihan tokoh atau figur jika pemilihan Walikota Bandung dilakukan hari ini.
Sementara ini, Nani Rosada, istri Wali Kota Bandung yang sedang menjabat, merupakan figur yang paling dikenal dan dipilih oleh 16,5 persen responden. Menyusul di peringkat berikutnya, Wakil Wali Kota saat ini, Ayi Vivananda dengan perolehan suara 7,1 persen, dan Edi Siswadi sebesar 5 persen.
(Risna Nur Rahayu)
